Kenali Alat Alat Batu Zaman Praaksara & Teknik Pembuatannya

Alat-alat batu zaman praaksara, seperti kapak genggam, kapak perimbas sampai kapak persegi yang dibuat dengan teknik pemangkasan dan teknik upam.

Alat-alat batu merupakan bukti awal kemampuan adaptasi manusia purba di masa praaksara. Berbagai jenis alat batu ditemukan seperti kapak dan batu pipisan.

Alat-alat tersebut menunjukkan perkembangan kehidupan manusia purba dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Pembuatan alat-alat batu pada masa praaksara memanfaatkan beragam jenis batuan dengan teknik pembuatan yang semakin maju dari masa ke masa. 

Di dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang alat-alat batu zaman praaksara dan teknik pembuatannya.

Selain itu, Anda juga akan mengetahui jenis batu yang digunakan untuk membuat berbagai alat batu tersebut.

Yuk, baca artikel ini hingga tuntas untuk mengetahuinya.

Apa itu Alat Alat Batu Zaman Praaksara?

Gambar alat alat batu zaman praaksara

Alat-alat batu zaman praaksara adalah perkakas yang dibuat dari batu dan digunakan oleh manusia purba pada masa sebelum adanya tulisan. 

Peralatan tersebut memiliki banyak fungsi, seperti berburu, memotong, mengolah makanan, membangun tempat tinggal, dan perlengkapan ritual keagamaan.

Selain itu, alat-alat batu zaman praaksara merupakan bukti kemampuan dan kreativitas manusia purba dalam beradaptasi dengan lingkungan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Tentunya, alat-alat ini juga yang memberikan informasi tentang kebudayaan dan peradaban manusia purba sebelum adanya tulisan.

Jenis Batu untuk Membuat Alat-Alat Batu Zaman Praaksara

Gambar batu andesit

Pada zaman praaksara, manusia purba banyak menggunakan jenis batu untuk membuat alat-alatnya. Batu-batu tersebut biasanya dapat ditemukan di sungai, pantai, atau pegunungan.

Jenis batu yang digunakan oleh manusia purba biasanya memiliki sifat yang keras, tajam, dan mudah dibentuk. 

Hal itu agar peralatan yang dibuat dapat bertahan lama, dapat digunakan sesuai fungsinya dan dapat dibentuk sesuai keinginan.

Berikut beberapa contoh jenis batu yang digunakan untuk membuat peralatan, antara lain: 

Batu Andesit

Batu ini memiliki warna abu-abu atau hitam dengan tekstur kasar. Batu andesit memiliki sifat yang keras dan tahan terhadap api, sehingga cocok untuk membuat alat-alat yang akan berhubungan dengan api dan berburu.

Batu Gamping

Batu gamping memiliki warna putih atau krem dan berpori-pori. Batu tersebut memiliki sifat yang lunak dan rapuh, sehingga cocok untuk membuat alat-alat yang berfungsi untuk menghaluskan tumbuhan dan menusuk daging binatang buruan. 

Batu Giok 

Batu giok memiliki sifat halus dan mulia. Sifatnya tersebut cocok untuk membuat alat-alat yang membutuhkan keindahan, seperti perhiasan, patung, dan hiasan. Batu ini memiliki warna hijau atau biru dan bersinar.

Batu Kali

Batu ini berwarna coklat atau merah dan berbentuk bulat. Batu kali memiliki sifat yang licin dan padat, sehingga cocok untuk membuat alat-alat yang membutuhkan kekuatan, seperti kapak.

Batu Kapur

Batu ini mudah ditemukan dan mudah dibentuk. Batu kapur digunakan untuk membuat alat-alat seperti pisau, kapak, dan mata panah.

Batu Nefrit

Batu nefrit memiliki warna hijau tua atau coklat dan bertekstur halus. Batu tersebut memiliki sifat kuat dan fleksibel, sehingga cocok untuk membuat alat-alat yang membutuhkan kelenturan, seperti pedang, kapak, tombak, dan busur.

Batu Obsidian

Batu obsidian memiliki warna hitam dan mengkilap. Batu ini memiliki sifat yang tajam dan keras, sehingga cocok untuk membuat alat-alat yang membutuhkan ketajaman, seperti pisau, kapak, dan mata panah.

Alat Alat Batu Zaman Praaksara di Indonesia

Kapak genggam

Gambar kapak genggam zaman paleolitikum

Kapak genggam adalah salah satu jenis alat batu yang digunakan oleh manusia purba di Indonesia pada zaman praaksara atau tepatnya pada zaman paleolitikum.

Kapak genggam dibuat dari batu keras yang dipahat atau dikikis dengan cara dipukul-pukul menggunakan batu lain. 

Menurut Wikipedia, jenis batu yang digunakan untuk membuat kapak genggam adalah batu gamping.

Umumnya, kapak genggam memiliki bentuk bulat telur atau lonjong dengan salah satu ujungnya runcing. 

Fungsi Kapak Genggam

Kapak genggam digunakan oleh manusia purba jenis pithecanthropus erectus untuk berbagai keperluan, seperti: 

  • Digunakan untuk memotong kayu dan membentuknya menjadi alat-alat, seperti tombak, panah, atau perahu.
  • Mengupas kulit binatang yang telah dibunuh, baik untuk memisahkan kulit dan daging atau sebagai alas tidur.
  • Menggali tanah baik untuk mencari akar, umbi, atau air, maupun untuk membuat lubang api atau perangkap.
  • Sebagai senjata untuk melindungi diri dari serangan binatang buas atau manusia lain dengan cara dilempar atau digunakan dalam jarak dekat.
  • Memecah batang tumbuhan seperti rotan, pandan, atau enau untuk dijadikan serat-serat halus yang akan dimanfaatkan oleh manusia purba untuk berbagai keperluan.
  • Berburu binatang buruan, seperti rusa, babi hutan, atau kijang dengan cara dilempar atau ditusuk.

Daerah Penemuan Kapak Genggam

Dilansir dari Universitas Stekom, daerah penemuan kapak genggam tersebar luas di Indonesia, seperti:

  • Punung Pacitan, Jawa Timur
  • Jampang Kulon, Parigi, Jawa Timur
  • Tambang Sawah, Lahat, Sumatera Selatan
  • Kalianda, Lampung Selatan
  • Awangbangkal, Kalimantan Selatan
  • Cabenge, Sulawesi Selatan
  • Sembiran, Bali
  • Trunyan, Bali

Kapak perimbas

Gambar kapak perimbas zaman paleolitikum

Kapak perimbas adalah salah satu jenis alat batu yang dibuat oleh manusia purba di Indonesia pada zaman paleolitikum. 

Kapak perimbas memiliki kemiripan dengan kapak genggam, tetapi ukuran kapak perimbas lebih besar dan ujungnya berbentuk cembung dan lurus. 

Pembuatan kapak perimbas adalah dengan cara memangkas salah satu sisi batu agar tajam, yang disebut dengan pemangkasan monofasial. 

Jenis batu yang digunakan dalam pembuatan kapak perimbas yaitu batu andesit (BPSMP Sangiran, 2018).

Fungsi Kapak Perimbas

Kapak perimbas dimanfaatkan oleh manusia purba untuk melakukan berbagai kegiatan, yaitu:

  • Menebang pohon atau memotong ranting dan dahan. Kemudian, kayu yang diperoleh akan digunakan untuk bahan dasar membuat api atau peralatan.
  • Sebagai senjata untuk menyerang binatang yang menjadi sasaran buruan dengan menggunakan ujung kapak yang tajam yang dapat menembus kulit dan daging binatang dengan mudah.
  • Menguliti binatang buruan yang telah dibunuh. Hal itu karena kulit binatang dapat digunakan untuk membuat alas tidur atau perlindungan dari cuaca.
  • Memecah tulang hewan untuk diambil sumsumnya. Di dalam sumsum mengandung sumber nutrisi yang penting untuk manusia purba.
  • Menggali tanah untuk mencari akar, umbi, atau air. Selain itu, tanah yang digali juga dapat digunakan untuk membuat lubang, gundukan, atau tembok.

Daerah Penemuan Kapak Perimbas

Kapak perimbas banyak tersebar di Indonesia dengan daerah terbanyak penemuannya di daerah Punung, Pacitan, Jawa Timur. 

Berikut beberapa daerah penemuan kapak perimbas, menurut informasi Wulandari (2021), yaitu:

  • Sumatera Selatan
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Selatan
  • Bali
  • Flores
  • Timor

Kapak penetak

Gambar kapak penetak

Kapak penetak adalah salah satu alat batu yang dibuat oleh manusia praaksara pada zaman paleolitikum. 

Kapak ini berbentuk batu kasar yang dapat digenggam dengan salah satu sisinya yang diasah menjadi runcing.

Pembuatan kapak penetak yaitu dengan cara memangkas batuan dengan bantuan alat lainnya untuk mendapatkan ketajaman yang dibutuhkan. 

Dimana biasanya hanya dengan dua atau tiga pangkasan karena kemampuan manusia praaksara pada masa Paleolitikum masih sangat terbatas. 

Menurut BPSMP Sangiran (2018), kapak penetak dibuat dengan menggunakan jenis batu andesit dengan ukuran batu yang dipilih hanya sebesar kepalan tangan saja.

Fungsi Kapak Penetak

Kapak penetak memiliki banyak fungsi untuk membantu berbagai kegiatan manusia purba, yaitu:

  • Memotong kayu, ranting, atau batu untuk membuat peralatan lain, seperti tombak, panah, api, atau daging binatang buruan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan mudah dimasak atau diawetkan.
  • Menumbuk biji-bijian, akar, atau buah-buahan untuk dihaluskan agar lebih mudah untuk dimakan.
  • Berburu binatang buruan, seperti rusa, babi hutan, atau gajah dengan cara dilempar ke arah binatang buruan atau digunakan untuk menusuk bagian vitalnya, seperti leher, dada, atau perut.
  • Menguliti binatang buruan yang telah dibunuh atau memotong kulit binatang buruan dari dagingnya dan mengambil bulu atau rambutnya.

Daerah Penemuan Kapak Penetak

Kapak genggam ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, seperti:

  • Trunyan, Bali
  • Awangbangkal, Kalimantan Selatan
  • Kalianda, Lampung
  • Sangiran, Jawa Tengah
  • Gombong, Jawa Tengah
  • Cabbenge, Sulawesi Selatan
  • Flores, Nusa Tenggara Timur

Kapak genggam sumatera 

Gambar kapak genggam sumatera

Kapak genggam sumatera adalah salah satu jenis alat batu yang digunakan oleh manusia purba pada zaman mesolitikum atau zaman batu tengah. 

Menurut Dwi (2023), kapak genggam sumatera dibuat dari batu kali yang dipahat memanjang atau diserpih, sehingga berbentuk lonjong dan tajam di kedua sisinya. 

Fungsi Kapak Genggam Sumatera

Kapak genggam sumatera digunakan untuk berbagai keperluan, seperti:

  • Menghancurkan biji-bijian seperti padi, jagung, atau kacang-kacangan menjadi tepung atau bentuk halus. Hal ini memudahkan proses pengolahan dan penyimpanan makanan.
  • Membuat serat-serat dari pepohonan. Serat-serat ini kemudian dapat dimanfaatkan oleh manusia purba untuk berbagai keperluan.
  • Membunuh binatang buruan, seperti rusa, babi hutan, atau harimau dengan cara dilempar atau digunakan untuk menusuk bagian vital binatang.
  • Sebagai senjata menyerang musuh. Kapak genggam dapat melukai atau membunuh lawan dengan cara yang sama seperti berburu binatang.

Daerah Penemuan Kapak Genggam Sumatera

Menurut Widya (2021), kapak genggam sumatera ditemukan paling banyak di sepanjang pantai timur sumatera, mulai dari Lhokseumawe, Langsa, Binjai, hingga Medan.

Kapak pendek

Gambar kapak pendek zaman mesolitikum

Kapak pendek adalah salah satu alat yang digunakan oleh manusia purba pada zaman mesolitikum. 

Kapak pendek terbuat dari batu yang dipukul dan dipecahkan tanpa diasah, sehingga bentuknya setengah lingkaran dengan salah satu sisi yang tajam dan runcing. 

Fungsi Kapak Pendek 

Kapak pendek memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  • Berburu berbagai hewan buruan di hutan yang kemudian kapak pendek digunakan untuk membelah tulang atau tanduk hewan yang sudah dibunuh.
  • Memotong daging atau buah menjadi potongan-potongan kecil yang mudah dimakan atau diolah. Selain itu, kapak pendek juga dapat digunakan untuk mengupas kulit buah atau mengiris kulit kayu.
  • Menusuk binatang yang berbahaya atau menyerang, seperti ular, harimau, atau beruang. Hal itu karena kapak pendek dapat menembus kulit atau daging binatang dengan mudah dan menyebabkan luka parah.
  • Menggali tanah untuk membuat lubang, parit, atau gundukan. Bahkan, kapak pendek juga dapat digunakan untuk mengambil akar-akar tanaman atau menghancurkan batu-batu kecil.

Daerah Persebaran Kapak Pendek

Kapak pendek ditemukan di sepanjang pantai timur sumatera (Roboguru). 

Penemuan kapak pendek biasanya berbarengan dengan kapak genggam sumatera di tumpukan kjokkenmoddinger dan abris sous roche. 

Batu pipisan

Gambar batu pipisan

Batu pipisan adalah salah satu alat batu yang digunakan oleh manusia purba sejak zaman mesolitikum atau zaman batu madya. 

Batu pipisan terbuat dari batu yang berbentuk datar dan persegi panjang, biasanya memiliki kaki di bagian bawahnya. 

Menurut Kemdikbud, jenis batu yang digunakan oleh manusia purba untuk membuat batu pipisan adalah batu andesit, baik lindasan maupun penumbuknya.

Selain itu, peninggalan berupa batu pipisan menunjukkan bahwa manusia purba telah mengenal cara menghaluskan makanan dan membuat ramuan dari tumbuh-tumbuhan. 

Bahkan, batu pipisan juga masih digunakan oleh masyarakat di daerah tertentu hingga sekarang, meskipun bentuknya telah berkembang.

Fungsi Batu Pipisan

Batu pipisan memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Menghaluskan biji-bijian, seperti padi, jelai, gandum, atau jagung. Hal itu dilakukan sebelum dimasak atau dibuat menjadi tepung. 

Biji-bijian yang dikonsumsi tersebut dijadikan sebagai sumber karbohidrat.

  • Membuat ramuan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat-obatan, pewarna, atau bumbu masak. 

Tumbuhan seperti daun, akar, kulit, atau buah harus dihancurkan atau dihaluskan agar kandungan zat-zatnya keluar. 

  • Membuat cat merah (oker) yang berasal dari tanah merah dengan cara dihaluskan kemudian dicampurkan dengan air atau minyak hewan. 

Cat merah adalah salah satu pigmen alami yang digunakan oleh masyarakat praaksara untuk melukis dinding gua, batu, atau tubuh mereka sendiri. 

Diduga cat merah digunakan untuk keperluan keagamaan atau ritual, seperti menyembah dewa-dewa, memohon kesuburan, atau mengenang leluhur. 

Daerah Penemuan Batu Pipisan

Batu pipisan ditemukan oleh Stein Callenfels di Gua Lawa, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, pada tahun 1928-1931. 

Selain di Gua Lawa, menurut informasi Wulandari (2021), batu pipisan dapat ditemukan di beberapa daerah lainnya, yaitu:

  • Sumatera Utara
  • Gua Prajekan, Besuki, Jawa Timur
  • Bukit Remis Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam

Kapak lonjong

Gambar kapak lonjong zaman neolitikum

Kapak lonjong adalah salah satu alat batu yang digunakan oleh manusia praaksara di zaman neolitikum yang menunjukkan telah mengenal bercocok tanam dan bergotong royong.

Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah hingga halus dan berbentuk lonjong. 

Kemudian, ujung kapak yang runcing diikatkan pada gagang, sedangkan ujung yang lebar dan tajam digunakan untuk memotong atau menggali.

Dikutip dari Kumparan (2020), kapak ini dibuat dengan jenis batu sungai berwarna hitam pekat atau biasa dikenal dengan batu nefrit berwarna hijau tua. 

Bahkan, kapak lonjong juga dapat dibuat dengan batu giok.

Fungsi Kapak Lonjong

Berikut beberapa fungsi kapak lonjong, yaitu:

  • Sebagai alat bercocok tanam yang digunakan untuk membersihkan lahan, menggali tanah, menanam bibit, dan memanen hasil pertanian. 
  • Alat berburu, seperti rusa, babi hutan, atau kera. Hal itu karena kapak lonjong dapat memotong atau menusuk hewan dengan ujungnya yang tajam. Bahkan, kapak lonjong juga dapat dilempar ke arah mangsa dari jarak tertentu.
  • Benda pelengkap ritual upacara keagamaan dan wasiat. Hal ini karena kapak lonjong memiliki nilai budaya tinggi dan dapat juga untuk menunjukkan status sosial seseorang.

Daerah Penemuan Kapak Lonjong

Penemuan kapak lonjong sangat terbatas di daerah Indonesia bagian timur. Hal itu karena penyebaran kapak lonjong melalui wilayah Indonesia timur dan tidak sampai ke wilayah barat.

Menurut Widya (2022), beberapa daerah ditemukannya kapak lonjong di Indonesia, yaitu:

  • Sulawesi
  • Sangihe Talaud, Sulawesi Utara
  • Flores, Nusa Tenggara Timur
  • Maluku
  • Leti, Maluku
  • Tanimbar, Maluku
  • Papua

Kapak persegi

Gambar kapak persegi zaman neolitikum

Kapak persegi adalah salah satu jenis alat batu yang digunakan oleh manusia purba pada zaman praaksara, khususnya pada masa neolitikum. 

Kapak ini terbuat dari batu berbentuk segi empat yang kedua sisinya diasah halus. Kemudian, pada salah satu sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang tajam. 

Dilansir dari Kemdikbud, kapak persegi dibuat oleh manusia purba dengan menggunakan jenis batu andesit berwarna abu-abu.

Fungsi Kapak Persegi

Kapak persegi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia purba, seperti: 

  • Mencangkul tanah untuk menghilangkan rumput liar, atau menanam bibit tumbuhan. Hal ini tentunya memudahkan pekerjaan pertanian manusia purba karena dapat mengangkat tanah dengan mudah dan efisien.
  • Memahat kayu, bambu, atau batu untuk membuat peralatan atau benda yang dibutuhkan oleh manusia purba saat itu.
  • Berburu binatang liar dengan cara dilempar ke arah mangsa atau menyerang secara langsung. Kapak persegi tersebut dapat melukai atau membunuh binatang dengan mudah karena ujungnya yang tajam dan berat.
  • Barter atau alat tukar yang berharga di antara masyarakat praaksara yang dapat ditukarkan dengan makanan, pakaian atau perhiasan.
  • Sebagai lambang status sosial atau kebesaran untuk pemiliknya karena dapat menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang berpengaruh, kaya, atau terhormat di masyarakatnya.

Daerah Penemuan Kapak Persegi

Menurut Roboguru (2022), umumnya di Indonesia daerah penemuan kapak persegi terdapat di wilayah bagian barat, yaitu:

  • Lahat, Sumatera Selatan
  • Palembang, Sumatera Selatan
  • Bogor, Jawa Barat
  • Sukabumi, Jawa Barat
  • Karawang, Jawa Barat
  • Tasikmalaya, Jawa Barat
  • Pacitan, Jawa Timur

Teknik Pembuatan Alat Alat Batu pada Zaman Praaksara

Teknik Pemangkasan

Gambar teknik pemangkasan zaman praaksara

Teknik pemangkasan adalah cara untuk membuat alat-alat batu pada zaman praaksara. Teknik ini juga merupakan teknik yang paling sederhana dan paling tua (Roboguru).

Diperkirakan teknik pemangkasan muncul pada zaman paleolitikum dan zaman mesolitikum sekitar 50.000 - 5.000 tahun sebelum masehi.

Cara Melakukan Teknik Pemangkasan

Cara melakukan teknik pemangkasan adalah dengan menempelkan alat pemangkas pada permukaan batu yang akan dipangkas, lalu memukulnya dengan kekuatan tertentu. 

Dengan cara ini, maka serpihan-serpihan batu akan terlepas dari bahan dan membentuk alat-alat batu yang diinginkan.

Selain dengan batu, alat pemangkas dapat berupa tulang, kayu atau bahan lain yang cukup keras dan tajam. 

Jenis Teknik Pemangkasan

Menurut BPSMP Sangiran (2018), teknik pemangkasan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Teknik pemangkasan langsung bekerja dengan cara menempelkan alat pemangkas pada permukaan batu yang akan dipangkas dan dipukul langsung. 

Hasil alat yang didapat masih kasar dan tidak rapi dengan tingkat kesulitan yang rendah dalam penggunaannya.

  • Teknik pemangkasan tidak langsung bekerja dengan cara alat pemangkas dipukul melalui perantara atau penyangga yang ditempatkan pada permukaan batu yang akan dipangkas.

Hasil alat dengan teknik ini rapi dan sesuai dengan keinginan, akan tetapi tingkat kesulitannya tinggi dalam penggunaannya.

Contoh Alat Batu yang Menggunakan Teknik Pemangkasan

Beberapa contoh alat-alat batu yang dibuat dengan teknik pemangkasan adalah:

  • Kapak genggam
  • Kapak perimbas
  • Kapak penetak
  • Pisau
  • Belati

Teknik upam

Gambar teknik upam zaman praaksara

Teknik upam adalah teknik pembuatan alat-alat batu pada zaman praaksara yang melibatkan proses pengasahan batu dengan alat lain yang terbuat dari batuan andesit (Roboguru).

Pemilihan batuan andesit karena memiliki sifat kekerasan yang tinggi, sehingga dapat menghaluskan permukaan batu yang diasah.

Munculnya Teknik Upam

Teknik ini berkembang pada masa bercocok tanam atau tepatnya pada zaman neolitikum (5.000 - 3.000 tahun sebelum masehi) di Indonesia, ketika manusia purba mulai menetap dan membutuhkan alat-alat yang lebih efisien dan tahan lama. 

Contoh Alat Batu yang Menggunakan Teknik Upam

Beberapa contoh alat-alat batu yang dibuat dengan teknik upam adalah:

  • Kapak persegi
  • Kapak lonjong
  • Mata tombak
  • Mata panah
  • Tembikar
  • Perhiasan

Alat-alat diatas memiliki fungsi yang beragam, seperti untuk menebang pohon, mengolah tanah, berburu, menghias diri, status sosial, dan berperang.

Kesimpulan

Gambar peralatan zaman batu

Alat-alat batu zaman praaksara sangat beragam jenis dan fungsinya, mulai dari kapak genggam, kapak perimbas, hingga kapak lonjong dan kapak persegi. 

Alat-alat tersebut dibuat dengan memanfaatkan berbagai jenis batu seperti batu kali, batu sungai, hingga batu giok dengan teknik pembuatan yang terus berkembang seperti teknik pemangkasan dan teknik upam. 

Melalui peninggalan alat-alat batu ini, maka Anda dapat mempelajari kemampuan manusia purba dalam menciptakan alat untuk berburu, bercocok tanam, hingga menunjukkan status sosialnya.

Setelah mengetahui tentang alat-alat batu zaman praaksara. Cari tahu juga tentang alat bercocok tanam pada masa praaksara.

Terimakasih telah membaca dan berkunjung