Sunan Bonang: Biografi dan Silsilah Keluarganya

Sunan Bonang merupakan salah satu wali songo atau penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berjasa dan terkenal.

Dilahirkan dengan nama Raden Makdum Ibrahim, beliau dikenal sebagai tokoh sufi dan seniman musikal. 

Melalui seni gamelan dan tembang, Sunan Bonang berhasil menarik simpati masyarakat Jawa untuk memeluk agama Islam. Sosoknya sangat dihormati hingga kini. 

Di dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang biografi dan silsilah keluarga Sunan Bonang.

Yuk, baca artikel ini hingga selesai. 

Siapa Sunan Bonang?

Gambar Sunan Bonang
Gambar Sunan Bonang

Sunan bonang adalah salah satu dari sembilan Walisongo yang menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14 Masehi (IAIN Tuban, 2021).

Beliau dikenal sangat pandai dalam seni musik. Bahkan, Sunan Bonanglah yang menciptakan gamelan dan menggubah lagu-lagu untuk menarik minat masyarakat masuk Islam.

Selain menyebarkan agama melalui seni, Sunan Bonang juga mendirikan pesantren di daerah Tuban, Jawa Timur.

Oleh karena itu, sosok Sunan Bonang sangat dihormati di kalangan masyarakat Jawa karena jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam melalui pendekatan budaya.

Biografi Sunan Bonang

Foto suna bonang

Asal usul nama sunan bonang

Dilansir dari Kumparan (2023), asal usul nama Sunan Bonang memiliki beberapa versi yang berbeda.

Versi Pertama 

Nama Sunan Bonang disematkan karena Beliau merupakan penemu gamelan jenis bonang yaitu alat musik yang terbuat dari logam dan dimainkan dengan cara dipukul. 

Beliau juga sering memainkan gamelan bonang tersebut saat berdakwah kepada masyarakat waktu itu.

Selain itu, Beliau juga menciptakan Kidung Bonang yang merupakan tembang tengahan macapat.

Versi Kedua 

Pemberian nama Sunan Bonang didasarkan atas tempat tinggal Beliau yaitu di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Nama asli sunan bonang

Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makdum Ibrahim

Perlu Anda ketahui bahwa nama Raden Maulana merupakan gelar kehormatan yang menunjukkan kedudukan dan kehormatan keluarga yang biasa digunakan oleh orang Jawa pada saat itu.

Dimana pemberian nama tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga, kebangsawanan, atau agama. 

Raden menunjukkan untuk gelar keturunan bangsawan. Kemudian, Maulana untuk menunjukkan gelar seorang pemimpin atau guru agama. 

Sedangkan, Makdum menunjukkan orang yang harus dihormati karena kedudukannya di dalam agama dan pemerintahan islam.

Selain itu, sunan bonang juga dikenal dengan nama Bong Ang (Fauzi, 2021). Nama tersebut berasal dari marga ayahnya yaitu Sunan Ampel atau Bong Swi Hoo.

Tempat dan tanggal lahir sunan bonang

Menurut IAIN Tuban (2021), Sunan Bonang lahir di Surabaya pada tahun 1465 Masehi.

Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga bangsawan yang taat beragama dan mendapat pendidikan Islam yang baik dari lahir hingga menjadi seorang Walisongo.

Pendidikan sunan bonang

Pendidikan Islam pertama Sunan Bonang diperoleh dari bimbingan ayahandanya sendiri yaitu Sunan Ampel di pondok pesantren Ampeldenta. 

Sunan Ampel secara intensif mempersiapkan putranya tersebut untuk melanjutkan perjuangan dakwahnya di Nusantara (Indonesia). 

Kemudian saat remaja, Sunan Bonang juga sempat berguru kepada Syekh Maulana Ishak di Aceh yang merupakan ayahanda Sunan Giri.

Selain itu, Sunan Bonang juga rajin menimba ilmu dari berbagai ulama lainnya. 

Berkat kegigihan dan kemampuannya, Sunan Bonang mampu menguasai berbagai bidang keilmuan Islam seperti fiqih, akidah, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan bela diri silat. 

Atas dasar keilmuan itulah, Sunan Bonang berhasil menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya di tanah Jawa.

Nama orang tua sunan bonang

Menurut Digilib UINSA, nama Ayah Sunan Bonang adalah Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Rahmat.

Ayah Sunan Bonang diketahui sebagai keturunan Arab karena Beliau merupakan putra dari Raja Ibrahim Asmarakandi di Campa.

Sedangkan nama Ibu Sunan Bonang adalah Nyai Ageng Manila yang memiliki nama asli Dyah Siti Manila binti Arya Teja.

Nyai Ageng Manila diketahui merupakan keturunan Jawa karena Beliau putri dari adipati Tuban yaitu Wilotikto.

Dengan demikian, Sunan Bonang lahir dari perkawinan campuran antara Keturunan Arab dan Keturunan Jawa.

Nama istri sunan bonang

Istri Sunan Bonang bernama Dewi Hiroh

Dewi Hiroh merupakan putri kedua dari Raden Jakandar alias Sunan Bangkalan yang merupakan seorang ulama keturunan keluarga kerajaan pajajaran (Digilib UINSA).

Nama anak sunan bonang

Sunan Bonang dikaruniai tiga orang anak dari pernikahannya dengan Dewi Hiroh. Ketiga anaknya tersebut bernama:

Dewi Ruhil

Dewi Ruhil merupakan anak Sunan Bonang yang pertama. Diketahui bahwa Dewi menikah dengan Sunan Kudus dan mendapatkan seorang anak yang bernama Amir Hassan (IAIN Kudus).

Jayeng Katon

Beliau dikenal sebagai salah satu penyebar agama Islam di wilayah Jepara. 

Jayeng Katon kemudian menikah dengan putri dari Patih Danurejo 1 yang bernama Nyai Ageng Manila (bukan Nyai Ageng Manila ibu Sunan Bonang).

Jayeng Rono

Jayeng Rono ikut andil dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa bersama dengan para Wali Songo lainnya. Beliau melanjutkan perjuangan dakwah sang ayahanda yaitu Sunan Bonang.

Tempat dan tanggal wafat sunan bonang

Sunan Bonang Wafat pada tahun 1525 Masehi di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur saat usia 60 tahun (Midaada, 2023). 

Menurut beberapa informasi bahwa terdapat tiga lokasi yang diyakini sebagai makam Sunan Bonang. 

Lokasi Makam Pertama & Kedua

Pertama, makam Sunan Bonang berada di Tuban, Jawa Timur

Saat wafat di Pulau Bawean, para murid Sunan Bonang dari Tuban datang dan membawa jenazah sang wali ke Tuban untuk dimakamkan di dekat masjid agung kota tersebut.

Namun keesokan harinya, jenazah Sunan Bonang masih berada di Pulau Bawean meskipun kain kafannya tinggal satu potong. Begitu pula jenazah di Tuban juga hanya tersisa satu potong kain kafan. 

Akhirnya Sunan Bonang dimakamkan di dua lokasi tersebut, di Tuban dan di Pulau Bawean, secara bersamaan.

Lokasi Makam Ketiga

Kemudian makam ketiga Sunan Bonang dipercaya berada di Desa Bonang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah

Makam itu terletak 300 meter dari Pasujudan Sunan Bonang dan satu lokasi dengan makam Putri Campa atau nenek Sunan Bonang. 

Konon Sunan Bonang tinggal hingga wafatnya dimakamkan di situs tersebut.

Silsilah Keluarga Sunan Bonang

Gambar Silsilah Sunan Bonang
Gambar Silsilah Sunan Bonang

Silsilah keluarga Sunan Bonang dapat ditelusuri mulai dari Kakek Sunan Bonang yang bernama Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim. Sementara Nenek Sunan Bonang bernama Dewi Candrawulan.

Dari pernikahannya, Sunan Gresik dan Dewi Candrawulan dikarunia dua orang anak yang bernama Sunan Ampel alias Raden Rahmat dan Ishaq.

Kemudian, Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila dan dikaruniai lima orang anak. Dilansir dari Digilib UINSA, kelima orang anak sekaligus saudara kandung Sunan Bonang tersebut, yaitu:

  • Siti Syariah yang menikah dengan Sunan Kudus
  • Siti Mutmainah yang menikah dengan Sunan Gunung Jati
  • Siti Khafsah yang menikah dengan Sunan Kalijaga
  • Sunan Bonang
  • Sunan Drajat yang menikah dengan Dewi Sufiyah yang merupakan putri Sunan Gunung Jati

Sedangkan, Ishaq menikah dengan Dewi Sekardandu dan dikaruniai seorang anak yang bernama Sunan Giri atau Raden Paku.

Baca juga artikel kami lainnya tentang Sunan Giri.

Selanjutnya, Sunan Bonang putra dari Sunan Ampel menikah dengan Dewi Hiroh dan dikarunia tiga orang anak, yaitu Dewi Ruhil, Jayeng katon dan Jayeng Rono.

Kesimpulan

Gambar foto sunan bonang

Demikianlah sosok Sunan Bonang yang merupakan salah seorang wali songo penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang melalui pendekatan seni dan budaya. 

Dilahirkan dengan nama Raden Makdum Ibrahim, beliau mendalami ilmu agama dari berbagai ulama terkemuka. 

Berkat kemampuannya, Sunan Bonang berhasil menarik minat masyarakat menganut agama Islam lewat seni musik dan sastra yang digelutinya serta sosoknya sangat dihormati di Pulau Jawa hingga kini. 

Sunan Bonang juga dikaruniai keturunan yang melanjutkan perjuangannya menyebarkan agama Islam di berbagai wilayah di Pulau Jawa.

Terimakasih telah membaca dan berkunjung