Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara & Kepercayaannya

Cari tahu tentang 4 tahapan kehidupan manusia pada masa praaksara dan tiga sistem kepercayaannya yang berkembang pada saat itu.

Masa praaksara merupakan masa awal peradaban manusia purba sebelum mengenal tulisan. 

Pada masa ini, kehidupan manusia purba telah berkembang melalui beberapa tahapan. 

Tahapan tersebut dimulai dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, kemudian berkembang menjadi tingkat lanjut, lalu memasuki masa bercocok tanam dan beternak, dan terakhir masa perundagian yang merupakan masa paling maju.

Pembagian tahapan kehidupan tersebut didasarkan pada perubahan pola hidup dan kemajuan tingkat peradaban yang dicapai manusia purba.

Di dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang keempat tahapan kehidupan manusia pada masa praaksara dan sistem kepercayaan yang berkembang pada saat itu.

Maka dari itu, baca artikel ini hingga tuntas untuk mengetahuinya.

Apa yang Dimaksud dengan Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara?

Gambar kehidupan masa praaksara

Kehidupan manusia pada masa praaksara adalah kehidupan manusia yang belum mengenal tulisan/aksara yang meliputi kehidupan ekonomi, kehidupan sosial, dan kehidupan budaya.

Anda dapat mempelajari kehidupan manusia pada masa praaksara melalui peninggalan - peninggalan manusia purba yang hidup pada waktu itu. Peninggalan tersebut dapat berupa artefak dan fosil. 

Artefak adalah benda-benda yang dibuat oleh manusia purba, seperti alat-alat batu, gerabah, perhiasan, dan senjata. Sedangkan, fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup, seperti tulang, gigi, dan kulit.

Baca juga artikel kami lainnya yang membahas peninggalan zaman praaksara.

Ciri-Ciri Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara

  • Hidup berpindah-pindah atau menetap tergantung zamannya

Pada awal masa praaksara yaitu zaman paleolitikum manusia hidup nomaden dan berpindah-pindah mengikuti sumber makanan. Kemudian perlahan mulai hidup secara menetap.

  • Food gathering atau food producing tergantung zamannya

Food gathering atau food producing yang dilakukan oleh manusia purba untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. 

Pada awalnya manusia purba memenuhi makanannya dengan cara food gathering. Kemudian, perlahan-lahan memenuhi makanannya dengan cara food producing mulai zaman neolitikum.

  • Membuat dan menggunakan berbagai peralatan yang sederhana dari batu, tulang, dan kayu. 

Namun, pada perkembangan selanjutnya manusia purba sudah pandai membuat peralatan dari tanah liat dan logam.

  • Telah mengenal api untuk memasak, menghangatkan diri, dan membuat peralatan.
  • Sudah memiliki kepercayaan, seperti kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme.
  • Melakukan kegiatan seni seperti lukisan di dinding gua.
  • Berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan suara. Hal itu karena pada masa praaksara manusia purba belum mengenal tulisan.
  • Hidup secara berkelompok dalam skala yang kecil dengan sistem kekerabatan. 

Kemudian perlahan-lahan kehidupan secara berkelompok tersebut semakin membesar dan mulai bercampur, tidak hanya kerabat saja.

  • Mulai mengenal stratifikasi sosial di masyarakat untuk menunjukkan perbedaan posisi, kekayaan, maupun jabatan.

4 Tahapan Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara

Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal

Gambar masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal/sederhana adalah masa dimana manusia purba hidup secara nomaden dan bergantung pada alam untuk mencari sumber makanannya.

Masa ini diperkirakan terjadi pada periode zaman paleolitikum dalam zaman Praaksara (Widya & Nibras, 2021).

Jenis Manusia 

Dilansir Fandy, beberapa jenis manusia purba yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, yaitu:

  • Homo Wajakensis
  • Homo Soloensis
  • Homo Erectus
  • Homo Floresiensis
  • Meganthropus palaeojavanicus
  • Pithecanthropus Erectus

Kehidupan Ekonomi

Mereka berburu hewan-hewan besar seperti rusa, banteng, kerbau, dan ikan dengan menggunakan alat-alat tajam dari batu, tulang, atau tanduk yang dibuat secara sederhana dan masih kasar. 

Beberapa alat-alat yang dibuat pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, seperti kapak genggam, kapak perimbas, dan flakes.

Kemudian, manusia purba juga mengumpulkan buah-buahan dan umbi-umbian dari lingkungan sekitarnya. 

Kehidupan Sosial

Mereka tinggal secara berkelompok dalam skala yang kecil dan nomaden di gua atau membuat sarang di atas pohon untuk melindungi diri dari panas, hujan, dan bahaya serangan hewan buas. 

Kehidupan Budaya

Manusia purba membuat lukisan-lukisan di dinding gua yang menggambarkan diri mereka, aktivitas mereka, dan buruan mereka. 

Beberapa contoh lukisan-lukisan di dinding-dinding gua pada masa hidup berburu dan mengumpulkan tingkat awal, yaitu:

  • Gua Leang Pattae di Sulawesi Selatan yang ditemukannya lukisan tapak tangan merah dan babi hutan yang berusia sekitar 35.000 tahun .
  • Gua Leang Tedongnge di Sulawesi Selatan. Di sini ditemukan lukisan babi warty yang berusia sekitar 45.500 tahun dan merupakan lukisan hewan tertua di dunia.
  • Gua Leang Bulu Sipong di Sulawesi Selatan banyak ditemukannya lukisan manusia setengah binatang yang berusia sekitar 44.000 tahun dan merupakan lukisan figuratif tertua di dunia.
  • Gua Harimau di Sumatera Selatan ditemukannya lukisan tangan, binatang, dan simbol-simbol geometris yang berusia sekitar 20.000 tahun.
  • Gua Jeriji Saleh di Kalimantan Timur ditemukan lukisan binatang purba seperti banteng, babirusa, dan kancil yang berusia sekitar 40.000 tahun.

Selain itu, mereka juga mengembangkan berbagai peralatan yang mendukung aktivitasnya, seperti kapak genggam, kapak perimbas, dan flakes.

Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Gambar masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut merupakan masa ketika manusia mulai hidup menetap, meski hanya sementara, dan sudah mengenal cara bercocok tanam secara sederhana. 

Masa ini diperkirakan semasa pada zaman mesolitikum.

Jenis Manusia

Menurut Kumparan (2021), jenis manusia purba yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, yaitu:

  • Papua melanosoid
  • Homo wajakensis
  • Homo soloensis
  • Homo sapiens

Kehidupan Ekonomi

Manusia masih hidup dengan cara berburu, menangkap ikan, mencari kerang, dan mengumpulkan makanan dari lingkungan di sekitarnya.

Salah satu contoh penemuan masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut adalah daerah pesisir timur pulau sumatera.

Di tempat tersebut banyak ditemukannya kjokkenmoddinger (sampah dapur dari timbunan kulit kerang).

Kehidupan Sosial

Manusia zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut hidup secara nomaden dalam kelompok-kelompok kecil. 

Mereka tinggal sementara di gua-gua dekat sumber air, seperti danau, laut, dan sungai. Kemudian, mereka juga sudah mengenal cara bercocok tanam secara sederhana. 

Selain itu, mereka juga sudah membagi tugas sesuai jenis kelamin dan usia. Laki-laki bertugas berburu dan menangkap ikan, sedangkan perempuan bertugas mengumpulkan makanan dan mengurus anak-anak.

Kehidupan Budaya

Walaupun pada zaman ini manusia purba masih hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan, namun mereka telah memulai mengembangkan teknologi dan kebudayaan yang lebih maju dibandingkan masa sebelumnya. 

Mereka telah membuat alat-alat dari batu, tulang, kayu, dan tanduk yang lebih halus dan bervariasi, seperti kapak genggam sumatera, kapak pendek, tanduk rusa, flakes, dan batu pipisan. 

Selain itu, mereka juga membuat lukisan di dalam gua (Widya, 2023). Salah satu contohnya lukisan cap tangan dan babi hutan di Gua Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan. 

Lukisan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Toala yang hidup sekitar 5.000 tahun yang lalu .

Kehidupan sosial ekonomi dan budaya manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh alam, namun juga menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berkreasi yang tinggi.

Masa bercocok tanam dan beternak

Gambar masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam dan beternak adalah masa yang ditandai dengan perubahan pola hidup manusia purba dari berburu dan meramu menjadi menghasilkan makanan sendiri (food producing). 

Perlu Anda ketahui bahwa masa bercocok tanam dan beternak merupakan masa revolusi kebudayaan.

Hal itu karena terjadi perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan masyarakat praaksara. Masa ini juga menjadi dasar bagi perkembangan peradaban manusia selanjutnya yaitu masa perundagian.

Masa ini dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum (Aini, 2022). 

Jenis Manusia

Dikutip dari Widya & Nibras (2021), jenis manusia yang hidup pada masa ini adalah jenis proto melayu yang keturunannya di Indonesia, seperti:

  • Suku Dayak
  • Suku Toraja
  • Suku Sasak
  • Suku Nias 

Kehidupan Ekonomi 

Pada masa ini, manusia purba mengalami perkembangan dengan adanya kegiatan bercocok tanam dan beternak. 

Manusia purba mulai membuka hutan dan menanam berbagai tanaman seperti sayur, buah, ubi, padi, sukun, nangka, ketela, pisang dan kedelai (Quipper, 2023).

Tanaman-tanaman tersebut menjadi sumber makanan utama untuk mereka. 

Selain itu, manusia purba juga mulai memelihara dan menernak hewan seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, dan kuda. 

Hewan-hewan itu tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber protein, tetapi juga untuk membantu dalam mengolah tanah dan sarana transportasi.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial manusia purba ditandai dengan hidup menetap di suatu tempat dan membentuk permukiman yang lebih teratur. 

Menurut Universitas An Nur Lampung (2023), manusia purba mulai membangun rumah-rumah dari bahan-bahan alam seperti kayu, bambu, daun, jerami dan tanah liat

Rumah-rumah tersebut biasanya dikelompokkan berdasarkan keluarga atau kelompoknya. 

Selain itu, manusia purba juga mulai mengembangkan sistem sosial yang lebih kompleks dengan adanya pembagian kerja, kepemimpinan, peraturan dan hukum.

Kehidupan Budaya

Kehidupan ini ditunjukkan dengan kemampuan manusia purba dalam membuat peralatan hidup dari batu halus seperti beliung persegi, kapak lonjong, gerabah, perahu, perhiasan, dan pakaian. 

Peralatan-peralatan yang dibuat oleh manusia purba tersebut menunjukkan kemajuan teknologi dan keterampilan manusia purba dalam mengolah bahan-bahan yang berasal dari alam. 

Selain itu, manusia purba juga sudah mulai memiliki kepercayaan yang berkembang dan melakukan upacara-upacara ritual seperti penguburan mayat. 

Menurut Gama & Gischa (2020), sistem kepercayaan pada zaman praaksara sudah dikenal sejak zaman neolitikum.

Upacara-upacara ini menunjukkan adanya nilai-nilai religius dan moral yang dijunjung tinggi oleh manusia purba saat itu.

Masa perundagian

Gambar masa perundagian

Masa perundagian adalah masa akhir dari kehidupan manusia pada zaman praaksara yang ditandai dengan kemampuan manusia untuk mengolah logam seperti perunggu, dan besi. 

Diperkirakan masa perundagian yaitu perunggu dan besi dimulai sekitar tahun 500 SM di Indonesia (Menurut Syamsul, 2022, Widya dan Nibras, 2021).

Masuknya zaman perundagian di Indonesia ditandai dengan datangnya bangsa Deutro Melayu yang membawa kebudayaan Dongson dari Vietnam dan Kebudayaan Tonkin dari China.

Jenis Manusia 

Menurut Kumparan (2023), jenis manusia pada masa perundagian berasal dari bangsa Deutro Melayu yang keturunannya di Indonesia akan dikenal dengan:

  • Suku Jawa
  • Suku Minang
  • Suku Melayu
  • Suku Bugis

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan secara ekonomi manusia pada masa ini telah mengalami perkembangan yang signifikan. 

Hal itu terlihat dari manusia sudah dapat menggunakan logam untuk membuat alat-alat pertanian, perhiasan, senjata, dan perlengkapan ritual upacara keagamaan. 

Alat-alat ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas perdagangan yang dihasilkan.

Selain itu, manusia pada masa ini juga sudah mengenal sistem pembagian kerja, pertanian sawah, perdagangan antar daerah, dan sistem barter.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat pada zaman perugian juga mengalami kemajuan. 

Masyarakat sudah memiliki organisasi sosial yang lebih kompleks, seperti kelompok-kelompok berdasarkan pekerjaan, kasta, atau wilayah. 

Masyarakat juga sudah memiliki hubungan dengan daerah-daerah lainnya di berbagai pulau atau benua. 

Selain itu, masyarakatnya juga sudah memiliki sistem hukum dan adat istiadat yang mengatur kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Kehidupan Budaya

Kehidupan budaya yang berlangsung pada masa perundagian ditandai dengan adanya kepercayaan terhadap roh-roh leluhur dan alam semakin berkembang, seperti animisme, dinamisme, dan totemisme.

Hal itu terlihat dari masyarakatnya yang membuat nekara (gendang perunggu), arca perunggu, dan kapak corong sebagai perlengkapan dalam ritual upacara atau simbol kekuasaan. 

Selain itu, masyarakat juga sudah mulai mengembangkan seni ukir, seni lukis, seni musik, seni tari, dan seni sastra.

Sistem Kepercayaan pada Kehidupan Manusia Masa Praaksara

Kepercayaan animisme

Gambar kepercayaan animisme

Menurut Lilik dkk (2022), kepercayaan animisme adalah sistem kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang yang memiliki kekuatan. 

Manusia praaksara memiliki kepercayaan bahwa roh-roh tersebut dapat memberikan manfaat atau bahaya untuk kehidupan mereka, sehingga mereka berusaha untuk terus menjalin hubungan baik dengan roh-roh itu melalui ritual, upacara, atau persembahan. 

Selain itu, kepercayaan animisme juga melibatkan penghormatan terhadap roh leluhur yang dianggap sebagai penjaga, penolong, atau penasihat untuk mereka. 

Dengan demikian, kepercayaan animisme merupakan salah satu bentuk ekspresi spiritual manusia sejak zaman praaksara.

Kepercayaan dinamisme

Gambar kepercayaan dinamisme

Kepercayaan dinamisme adalah salah satu sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sejak zaman praaksara. 

Dinamisme berasal dari kata dunamos yang berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti kekuatan atau daya. 

Kepercayaan dinamisme meyakini bahwa benda-benda di alam semesta memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, sehingga mereka mengkeramatkannya (Lilik dkk, 2022). 

Menurut Debora (2022), benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan gaib, seperti batu, pohon, keris, jimat dan api.

Masyarakat yang menganut dinamisme biasanya memuja atau menyembah benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib tersebut untuk mendapatkan perlindungan, keselamatan, atau kemakmuran. 

Kepercayaan totemisme

Gambar sistem kepercayaan totemisme

Dilansir dari Alfons (2020), kepercayaan totemisme adalah sistem kepercayaan yang menganggap bahwa hewan, tumbuhan atau benda langit memiliki kekuatan gaib. 

Berbagai hewan, tumbuhan atau benda langit dipercaya memiliki kekuatan supranatural atau sifat ilahi yang dapat memberikan perlindungan atau kutukan kepada penganutnya. 

Menurut beberapa informasi, kepercayaan totemisme berkembang sejak zaman praaksara, ketika manusia belum membedakan dirinya dengan makhluk hidup lainnya. 

Perlu Anda ketahui bahwa kepercayaan totemisme pernah menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. 

Contoh totemisme di Indonesia adalah kepercayaan masyarakat Dayak terhadap burung enggang dan buaya (Desa Budaya, 2022).

Kesimpulan

Gambar kehidupan manusia pada masa praaksara

Kehidupan manusia pada masa praaksara terbagi menjadi 4 kehidupan meliputi:

  • Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal yang nomaden
  • Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut yang sudah menetap
  • Masa bercocok tanam dan beternak yang menandai revolusi kebudayaan
  • Masa perundagian yang mana manusia purba sudah mampu mengolah logam

Perkembangan kehidupan manusia purba tersebut dipengaruhi oleh kemajuan pengetahuan, adaptasi terhadap lingkungan, dan kebutuhan manusia itu sendiri. 

Selain itu, pada kehidupan tersebut manusia praaksara juga telah memiliki kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme sebagai bentuk spiritualitas. 

Setelah Anda mengetahui kehidupan manusia pada masa praaksara. Cari tahu juga tentang alat alat batu zaman praaksara untuk menambah pengetahuan Anda semuanya.

Terimakasih telah membaca dan berkunjung