Dampak supersemar bagi bangsa Indonesia terjadi perubahan yang sangat besar salah satunya dualisme kepemimpinan nasional antara soekarno dengan soeharto.
Supersemar atau surat perintah sebelas maret adalah suatu surat yang ditandatangani oleh presiden Ir Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966. Supersemar lahir setelah peristiwa G30S/PKI yang menewaskan 7 Jenderal Indonesia. Selain itu, supersemar adalah tonggak awal dimulainya era orde baru atau masa transisi dari orde lama ke orde baru. Dimana pada orde baru kepemimpinan presiden Indonesia dipegang oleh Soeharto.
Namun, perlu diketahui bahwasannya dengan terbitnya supersemar banyak dampak yang terjadi di Indonesia. Dampak supersemar bagi bangsa Indonesia sangatlah besar. Bahkan dapak supersemar sangat signifikan dapat dirasakan oleh siapapun. Namun, tentunya dampak supersemar bagi bangsa Indonesia terbagi menjadi dua yaitu dampak positif supersemar dan dampak negatif supermar.
Lantas, apa dampak supersemar bagi bangsa Indonesia?
Pada kesempatan kali ini, Blog Pelajaran Sekolah akan membahas mengenai dampak supersemar bagi bangsa Indonesia. Dimana akan dibahas secara lengkap mengenai apa dampak positif dan negatif dikeluarkannya supersemar bagi bangsa Indonesia. Maka dari itu, baca terus artikel ini untuk mengetahui dampak dikeluarkannya supersemar bagi bangsa Indonesia.
Pengertian Supersemar
Gambar Supersemar |
Isi Supersemar 11 Maret 1966
Namun, isi supersemar masih dapat dijumpai dari Salinan Pusat Penerangan (Puspen) TNI AD. Walaupun begitu, tetap saja surat tersebut bukan yang asli. Selain dipegang oleh Pusat Penerangan TNI AD, Salinan supersemar juga dipegang oleh Sekretariat Negara dan Akademi Kebangsaan. Namun, seperti Salinan Pusat Penerangan TNI AD, supersemar yang dimiliki Sekretariat Negara dan Akademi kebangsaan bukanlah supersemar asli.
Dibawah ini isi supersemar 1966 adalah sebagai berikut dari versi Pusat Penerangan TNI AD.
- Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
- Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya.
- Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.
Dampak Supersemar Bagi Bangsa Indonesia
Gambar Partai Komunis Indonesia |
Dampak Positif Supersemar
- Pertama, salah satu dampak positif terbitnya supersemar adalah dibubarkannya Partai Komunis Indonesia dan ormas – ormasnya yang masih sangkut pautnya dengan Partai Komunis Indonesia.
- Kedua, dampak positif dari supersemar adalah menteri menteri yang diduga terlibat di dalam G30S/PKI dikeluarkan dari jajaran kabinet.
- Ketiga, dampak dari adanya supersemar pada bidang positif adalah hubungan Indonesia dengan negara barat semakin erat. Bahkan, terjadi normalisasi hubungan dengan Malaysia yang sebelumnya berseteru.
- Keempat, dampak positif dikeluarkannya supersemar adalah Indonesia kembali bergabung dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dampak Negatif Supersemar
- Pertama, dampak negatif supersemar adalah terjadi dualisme kepemimpinan nasional. Dimana sesaat setelah supersemar dikeluarkan, posisi presiden soekarno sebagai presiden Republik Indonesia yang pertama semakin tergerus, tetapi posisi Letjen Soeharto semakin kuat. Dimana pada saat itu Letjen Soeharto sebagai pelaksana segala tindakan pemerintah.
- Kedua, dampak negatif supersemar adalah warisan dan budaya korupsi kolusi dan neoptisme (KKN) merajalela di Indonesia sejak memasuki orde baru.
Pengukuhan Supersemar
Gambar Presiden Soeharto |
Perlu diketahui bahwasannya pengukuhan supersemar oleh MPRS pada sidag tahun 1996 tertuang dalam Tap No. IX/MPRS/1966. Dimana Tap No. IX/MPRS/1966 berisi mengenai pengukuhan Supersemar. Hal ini membuat presiden Soekarno tidak dapat mencabut supersemar yang telah dikeluarkan.
Baca Juga: Tujuan Tritura Tahun 1966 Serta Isi & Dampak Tritura
Selain itu, MPRS juga menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno atau yang biasa dikenal dengan Pidato Nawaksara yang disampaikan pada tanggal 22 Juni 1966. Pada tanggal 7 Maret 1967, status presiden soekarno yang menjabat seumur hidup dicabut oleh MPRS.
Pada tanggal 27 Maret 1968, Soeharto lewat sidang MPRS secara resmi menjabat sebagai presiden Indonesia yang kedua. Dengan adanya supersemar atau surat perintah sebelas maret tersebut menjadi faktor terkuat bagi Soeharto untuk membangun rezim orde baru hingga tahun 1998.
Nah, itulah materi mengenai dampak supersemar bagi bangsa Indonesia. Semoga materi mengenai dampak supersemar bagi bangsa Indonesia dapat menambah pengetahuan anda semuanya.
Jangan lupa baca juga artikel lainnya hanya di Blog Pelajaran Sekolah.
Terimakasih Telah Membaca Dan Berkunjung