Kehidupan Kerajaan Kutai: Politik, Ekonomi, Budaya, Sosial

Yuk, cari tahu mengenai kehidupan kerajaan kutai secara lengkap, mulai dari kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan sosial disini.

Kerajaan Kutai adalah kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berdiri sekitar abad ke 4 - 5 Masehi. Kerajaan ini terletak di Sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Kerajaan Kutai memiliki perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, budaya, hingga sosial.

Kemajuan Kerajaan Kutai tersebut tentunya menimbulkan rasa ingin tahu mengenai gambaran kehidupan masyarakat Kutai pada masanya.

Di dalam artikel ini, kami akan mengulas secara mendalam mengenai kehidupan kerajaan kutai dari berbagai sisi kehidupan.

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai

gambar kehidupan politik kerajaan kutai

Kerajaan Kutai dipimpin oleh seorang raja yang memerintah secara turun-temurun. Sang raja memegang kekuasaan tertinggi dalam sistem pemerintahan kerajaan Kutai. 

Berikut beberapa nama raja raja yang memerintah kerajaan kutai (Detik.com, 2023), yaitu:

  • Raja Kudungga
  • Raja Asmawarman
  • Raja Mulawarman
  • Raja Sri Aswawarman
  • Raja Marawijaya Warman
  • Raja Gajayana Warman
  • Raja Tungga Warman
  • Raja Jayanaga Warman
  • Raja Nalasinga Warman
  • Raja Gadingga Warman Dewa
  • Raja Indra Warman Dewa
  • Raja Sangga Warman Dewa
  • Raja Candrawarman
  • Raja Sri Langka Dewa
  • Raja Maharaja Guna Parana Dewa
  • Raja Wijaya Warman
  • Raja Sri Aji Dewa
  • Raja Mulia Putera
  • Raja Nala Pandita
  • Raja Indra Paruta Dewa
  • Raja Dharma Setia

Dalam menjalankan roda pemerintahan, raja akan dibantu oleh dewan penasihat istana yang terdiri dari pejabat tinggi kerajaan dan anggota kerabat raja. Dewan penasihat ini berperan memberi nasihat dan pertimbangan kepada raja terkait keputusan-keputusan penting untuk kerajaan.

Kemudian, kerajaan kutai juga menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain.Hubungan luar negeri Kerajaan Kutai tersebut terjalin baik dengan dinasti-dinasti di daratan Asia, seperti China dan kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara seperti Jawa. 

Selain itu, Kerajaan Kutai menguasai jalur perdagangan vital yakni Sungai Mahakam dan laut yang menghubungkannya dengan mancanegara. 

Raja Kutai memiliki wewenang penuh untuk mengawasi arus keluar masuknya kapal niaga asing di pelabuhan Kutai serta memungut pajak atas barang dagangan yang melintas. Monopoli inilah yang menjadikan Kerajaan Kutai makmur dan berdaulat.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai

gambar kehidupan ekonomi kerajaan kutai

Perekonomian Kerajaan Kutai ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan (Konteks.co.id, 2023). 

Di sektor pertanian, rakyat Kutai banyak menanam tanaman, seperti padi, beras, dan beragam tanaman buah-buahan tropis seperti pisang, kelapa, mangga, durian, dan rambutan. Hasil panen pertanian ini sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi diperdagangkan ke kerajaan tetangga. 

Sedangkan, di sektor peternakan, masyarakat kutai banyak yang memelihara hewan ternak, seperti sapi. Hal itu dapat dilihat dari isi prasasti yupa yang menyebutkan bahwa raja Mulawarman memberikan sedekah sebanyak 20.000 sapi kepada brahmana (Intisari Online, 2022).

Di sektor perdagangan, Kutai mengekspor berbagai hasil hutan, seperti rotan, damar, kayu gaharu, emas, dan batu mulia seperti berlian dan intan. Hasil bumi tersebut sangat laris di pasaran India dan China. Di sisi lain, Kutai mengimpor juga rempah-rempah, sutra, dan barang mewah dari negara tetangga.

Pelayaran dan perdagangan melalui jalur sungai menjadi urat nadi kemakmuran ekonomi Kerajaan Kutai. Sungai Mahakam yang mengalir ke ibu kota Kutai di jalur hilirnya menjadi jalur perdagangan utama menuju pedalaman Kalimantan kaya hasil hutan dan tambang batubara. 

Di muara Sungai Mahakam, Kerajaan Kutai mendirikan pelabuhan niaga besar yang menjadi pintu gerbang utama perdagangan mancanegara dengan berbagai negara.

Kehidupan Budaya Kerajaan Kutai

gambar budaya kerajaan budaya

Kerajaan Kutai telah menganut agama Hindu sejak zaman dahulu, hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan arca (patung) dan prasasti bertuliskan aksara Pallawa di peninggalan Kerajaan Kutai. 

Beberapa arca yang ditemukan di antaranya arca bulus, arca Ganesha, dan arca dewa-dewa Trimurti (Kompas.com, 2022). Selain itu, terdapat peninggalan candi dan tempat pemujaan dari batu bata berbentuk persegi empat yang diperkirakan sebagai tempat suci.

Dalam bidang seni bangunan, istana dan rumah penduduk Kutai umumnya terbuat dari kayu dengan atap rumbia atau ijuk. Bangunan istana dan rumah adat Kutai berbentuk panggung dengan tiang penyangga dari kayu ulin. Atapnya melengkung ke atas di bagian tepi, diperkirakan sebagai pengaruh gaya arsitektur China dan India kuno.

Selain itu, diduga masyarakat kerajaan kutai menggunakan bahasa melayu kutai dalam percakapan sehari-harinya (E-Journal Undip). Hal itu karena masyarakat yang mendiami bekas wilayah kerajaan kutai menggunakan bahasa tersebut. 

Tidak hanya itu, diperkirakan juga pada waktu itu masyarakatnya menggunakan aksara pallawa dalam tulis menulisnya (Ruangguru). Hal ini karena terlihat dari prasasti yupa yang menggunakan aksara pallawa dalam penulisannya tersebut.

Kehidupan Sosial Kerajaan Kutai

gambar kehidupan sosial kerajaan kutai

Stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat di Kerajaan Kutai dipengaruhi oleh sistem kasta India. Kasta tertinggi adalah Brahmana yang terdiri dari raja, keluarga kerajaan, dan pendeta. Merekalah yang mengendalikan pemerintahan dan urusan keagamaan.

Kasta Kedua adalah Ksatrya, terdiri dari bangsawan, kelompok yang mendapatkan keistimewaan, dan pejabat istana. Orang-orang kasta ini umumnya memiliki status dan harta kekayaan yang tinggi, biasanya sebagai pemilik tanah atau teman dekat raja.

Selanjutnya Waisya atau kasta pedagang dan pengusaha, terdiri dari saudagar kaya, pemilik kapal niaga, dan pengrajin. Meski lebih rendah dari Ksatrya, kasta Waisya memiliki peran yang cukup berpengaruh di bidang perdagangan.

Di lapisan bawah adalah kasta Sudra, Mayoritas penduduk Kutai dari kalangan petani, nelayan, pembantu istana, dan budak termasuk dalam kasta ini. Mereka bekerja di ladang, sawah, atau rumah bangsawan sebagai kuli.

Dengan demikian, struktur kehidupan sosial di Kerajaan Hindu Kutai telah dipengaruhi oleh sistem kasta Indi yang membagi masyarakat ke dalam lapisan-lapisan hierarkis yang kaku berdasarkan keturunan.

Kesimpulan

gambar kerajaan kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke 4 Masehi. Kerajaan ini dipimpin oleh raja-raja secara turun temurun dari wangsa Kudungga. 

Kehidupan politik kerajaan Kutai dipimpin secara monarki oleh seorang Maharaja yang dibantu dewan penasihat serta memiliki kehidupan pemerintahan yang menjalin hubungan baik dengan kerajaan tetangga dan China.

Dalam kehidupan ekonomi, Kutai mengandalkan sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan melalui jalur sungai Mahakam serta pelabuhan niaga. Kutai mengekspor komoditas seperti rempah-rempah, emas, damar, dan rotan, sekaligus mengimpor barang mewah dari luar.

Dari sisi budaya, Kutai telah menganut agama Hindu dan memiliki peninggalan candi serta arca. Bangunan istana dan rumah adat Kutai dipengaruhi gaya India dan China dengan atap melengkung. Kemudian, masyarakat Kutai diduga menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa dalam kehidupan sehari-harinya.

Struktur kehidupan sosial Kutai juga dipengaruhi oleh sistem kasta India yang membagi masyarakat ke dalam lapisan-lapisan masyarakat. 

Dengan demikian, Kerajaan Kutai meninggalkan warisan budaya dan catatan peradaban Nusantara yang sangat berharga.

Yuk, baca juga artikel kami lainnya yang membahas tentang raja kerajaan kutai.