Raja Kerajaan Kutai dari Raja Pertama hingga Terakhir

Yuk, cari tahu mengenai raja-raja kerajaan kutai dari raja pertama yang memerintah hingga raja terahirnya secara lengkap disini.

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dari masa berdirinya oleh Raja Kudungga hingga runtuhnya pada masa pemerintahan Raja Dharma Setia.

Di dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang raja kerajaan kutai dari raja pertama hingga raja terakhirnya secara lengkap.:

Yuk, simak uraian lengkapnya dibawah ini.

Pendiri Kerajaan Kutai

gambar kerajaan kutai

Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Kudungga merupakan seorang pembesar yang berasal dari Kerajaan Campa (Detikcom, 2023). Kerajaan Kutai didirikan pada sekitar tahun 400 - 500 Masehi dan menganut agama hindu.

Letak kerajaan ini berada di wilayah Muara Kaman, tepi Sungai Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur. Diperkirakan wilayah awal Kerajaan Kutai mencakup muara Sungai Mahakam dan sekitarnya di pesisir pantai Kalimantan Timur.

Faktor yang melatarbelakangi pendirian Kerajaan Kutai, menurut informasi (Inews.id, 2023), yaitu setelah mendapatkan pengaruh kebudayaan dari India. Dimana sebelumnya, masyarakat di wilayah kerajaan tersebut telah menjalin hubungan baik dalam bidang perdagangan dengan pedagang India.

Bukti pengaruh India dalam pendirian Kerajaan Kutai tersebut telah tertulis didalam sebuah Yupa yang dibuat sekitar abad ke-5.

Raja Raja yang Memerintah Kerajaan Kutai

gambar raja kerajaan kutai

Raja Kudungga

Raja Kudungga merupakan raja pertama Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur yang berkuasa pada abad ke-4 Masehi. Wilayah kekuasaannya disebut-sebut meliputi daerah di sepanjang Sungai Mahakam.

Dalam prasasti yupa pertama yang ia buat, Kudungga menyebut dirinya sebagai "raja gunung" karena wilayahnya meliputi perbukitan dan lembah Mahakam. Ia bergelar Kudungga Anumerta Dewa Pulisa yang berarti "raja gunung" dalam bahasa Sanskerta. 

Atas keberhasilannya dalam mengembangkan Kutai, Raja Kudungga berhasil mendapatkan pengakuan sebagai maharaja.

Peninggalan Raja Kudungga adalah tujuh prasasti (yupa) yang bertuliskan huruf Pallawa. Prasasti-prasasti itu di antaranya berisi mengenai penetapan sima (batas tanah suci) untuk tempat pemujaan, pertanian, dan pemukiman rakyatnya. 

Penetapan sima tersebut menjadi bukti keberhasilan Raja Kudungga dalam memperluas wilayah kekuasaannya di Kutai.

Raja Asmawarman

Raja Aswawarman adalah putra dari pendiri Kerajaan Kutai yaitu Raja Kudungga yang memerintah sekitar tahun 375-400 Masehi (Ruangguru).

Sebagai penerus kerajaan, Raja Aswawarman melanjutkan upaya ayahnya dalam memajukan dan memperluas wilayah Kutai. Ia dikenal sebagai raja besar Kutai yang berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di pedalaman Kalimantan Timur.

Salah satu keberhasilan terbesar Raja Aswawarman adalah perluasan wilayah Kerajaan Kutai hingga ke Kalimantan Barat. Ia mengirim armada perang dan pasukan untuk menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan kecil dan menduduki muara Sungai Kapuas. 

Oleh karena itu, wilayah Kerajaan Kutai pada masa Raja Aswawarman meliputi hampir seluruh Kalimantan Timur dan Barat saat ini.

Selain itu, di bidang politik, Raja Aswawarman berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok Dinasti Jin. Ia mengirimkan utusan ke China sebagai tanda pengakuan kekuasaan Kaisar China. Sebagai balas budi, Kaisar China memberikan gelar kehormatan dan hadiah berupa peralatan dari sutra dan porselen.

Raja Mulawarman

Raja Mulawarman adalah putra dari Raja Aswawarman dan raja terbesar Kerajaan Kutai. Ia naik tahta menggantikan ayahnya sekitar tahun 400-446 Masehi. 

Pada masa kepemimpinan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaan (Kompas.com, 2023), terutama dalam hubungan diplomatik dan perdagangan internasional.

Dalam bidang politik luar negeri, Raja Mulawarman melanjutkan hubungan baik dengan China yang dirintis oleh Raja Aswawarman. Ia mengirim utusan ke Dinasti Liang sebagai tanda penghormatan dan menjalin hubungan dagang. Dimana kerajaan Kutai mengekspor rempah-rempah, kapur barus, damar, rotan dan barang hasil hutan untuk ditukar dengan sutra dan porselen dari China.

Sementara, di dalam negeri, Raja Mulawarman banyak membangun prasasti yupa (tugu batu) sebagai tanda kemakmuran Kerajaan Kutai. Ia mendirikan sekitar 8 prasasti termasuk prasasti Kutai yang memuat piagam sima (penetapan tanah suci) untuk kepentingan pertanian dan permukiman rakyatnya.

Selain ketiga raja diatas yang telah dijelaskan, dibawah ini daftar nama-nama raja kerajaan kutai selanjutnya setelah raja mulawarman hingga raja terakhir dari kerajaan kutai, yaitu:

  • Raja Sri Aswawarman
  • Raja Marawijaya Warman
  • Raja Gajayana Warman
  • Raja Tungga Warman
  • Raja Jayanaga Warman
  • Raja Nalasinga Warman
  • Raja Gadingga Warman Dewa
  • Raja Indra Warman Dewa
  • Raja Sangga Warman Dewa
  • Raja Candrawarman
  • Raja Sri Langka Dewa
  • Raja Maharaja Guna Parana Dewa
  • Raja Wijaya Warman
  • Raja Sri Aji Dewa
  • Raja Mulia Putera
  • Raja Nala Pandita
  • Raja Indra Paruta Dewa
  • Raja Dharma Setia

Raja Dharma Setia merupakan raja terakhir kerajaan kutai. Pada masa pemerintahannya tersebut, Raja Dharma Setia terlibat dalam peperangan dengan Raja Aji pangeran Anum Panju Mendapa yang merupakan raja kutai kartanegara. Selama peperangan tersebut Raja Dharma Setia tewas terbunuh.

Dengan begitu, Kerajaan Kutai bergabung dengan Kerajaan Kutai Kartanegara dengan Islam dan mengganti sebutannya menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara.

Kesimpulan

gambar kerajaan kutai kertanegara

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia yang didirikan oleh Kudungga sekitar tahun 400-500 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Kerajaan ini dipengaruhi oleh kebudayaan India karena sebelumnya telah menjalin hubungan dagang dengan pedagang India.

Beberapa raja yang memimpin Kerajaan Kutai antara lain Raja Kudungga, Raja Aswawarman, dan Raja Mulawarman. Mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kutai hingga hampir seluruh Kalimantan. Raja Mulawarman bahkan menjalin hubungan diplomatik dan dagang dengan China.

Setelah Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai dipimpin oleh 17 raja lainnya hingga raja terakhirnya yaitu Raja Dharma Setia. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Kutai kalah perang melawan Kutai Kartanegara dan bergabung ke dalam Kesultanan Kutai Kartanegara.

Setelah Anda mengetahui mengenai raja kerajaan kutai. Sekarang cari tahu juga mengenai penyebab runtuhnya kerajaan kutai.