Masa praaksara adalah masa paling awal dalam sejarah kebudayaan Indonesia maupun dunia sebelum dikenalnya tulisan/zaman aksara.
Untuk mempermudah pembelajaran, masa praaksara dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan urutan waktu dan perkembangan kebudayaan yang terjadi.
Periodisasi masa praaksara terbagi menjadi 6 zaman, yaitu zaman paleolitikum, zaman mesolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman perunggu, dan zaman besi.
Di dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang periodisasi masa praaksara di Indonesia tersebut secara lengkap.
Yuk, baca artikel ini sampai selesai untuk mengetahuinya.
Apa itu Periodisasi Masa Praaksara?
Periodisasi masa praaksara adalah pembabakan atau pengelompokan zaman berdasarkan urutan waktu berlangsungnya.
Tujuan periodisasi ini adalah untuk memudahkan pemahaman atau pembelajaran terhadap sejarah kebudayaan Indonesia sebelum manusia praaksara mengenal tulisan.
Di Indonesia, urutan periodisasi masa praaksara dimulai dari zaman paleolitikum, zaman mesolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman perunggu, dan zaman besi.
Faktor yang Mempengaruhi Periodisasi Zaman Praaksara
Perkembangan alat-alat
Faktor pertama yang mempengaruhi periodisasi zaman praaksara adalah perkembangan alat-alat yang digunakan oleh manusia praaksara.
Diketahui manusia praaksara mengalami perkembangan peralatan yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti berburu, bertani, berdagang, maupun berperang.
Alat-alat tersebut mencerminkan kemajuan teknologi dan keterampilan manusia praaksara dalam mengolah bahan-bahan yang berasal dari alam.
Selain itu, perkembangan alat-alat juga mempengaruhi pola interaksi dan komunikasi yang terjadi antara manusia praaksara dan lingkungannya.
Oleh karena itu, perkembangan alat yang terjadi seiring berjalannya waktu dapat membentuk periode - periode yang berbeda dalam zaman praaksara.
Kebiasaan dan gaya hidup manusia praaksara
Faktor kedua yang mempengaruhi zaman praaksara adalah kebiasaan dan gaya hidup manusia praaksara.
Manusia praaksara memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografis, iklim, sumber daya alam, dan budaya.
Kebiasaan dan gaya hidup tersebut meliputi aspek-aspek seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, organisasi sosial, kepercayaan, ataupun seni.
Kebiasaan dan gaya hidup manusia praaksara menunjukkan terjadinya adaptasi terhadap lingkungan dan kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian, Anda dapat melihat bahwasannya faktor kebiasaan dan gaya hidup manusia praaksara dapat mempengaruhi terjadinya periodisasi zaman praaksara.
Urutan Periodisasi Masa Praaksara di Indonesia
Zaman paleolitikum (50.000 - 10.000 tahun SM)
Zaman paleolitikum merupakan zaman kehidupan manusia purba periode pertama dalam urutan periodisasi masa praaksara.
Menurut Universitas Stekom, zaman paleolitikum telah berlangsung sekitar 50.000 - 10.000 tahun sebelum masehi (SM).
Zaman ini disebut juga dengan zaman batu tua. Hal ini karena pada zaman tersebut manusia purba menggunakan batu-batu besar dan kasar, seperti kapak genggam (Direktorat SMP, 2022).
Ciri - Ciri Zaman Paleolitikum
- Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dengan bernomaden, yaitu hidup dengan cara berpindah-pindah tempat sesuai ketersediaan sumber makanan di alam.
- Manusia purba hidup dengan cara food gathering atau mengumpulkan makanan dari alam.
Hal itu karena manusia purba pada zaman paleolitikum belum mengenal cara bercocok tanam maupun beternak.
- Menggunakan berbagai alat yang terbuat dari batu, tulang, kayu, dan tanduk yang dibentuk dengan sederhana dan masih kasar.
Kebudayaan Zaman Paleolitikum
- Kebudayaan pacitan merupakan kebudayaan tertua di Indonesia. Kebudayaan tersebut berasal dari pleistosen bawah.
Selain itu, Anda harus tahu bahwa kebudayaan pacitan ditandai dengan banyak ditemukan dan digunakannya alat-alat batu kasar seperti kapak genggam dan kapak perimbas.
Alat-alat tersebut ditemukan di daerah Pacitan, Progo, Gombong, Sukabumi, dan Lahat.
- Kebudayaan ngandong merupakan kebudayaan yang berasal dari pleistosen atas.
Menurut beberapa penelitian, kebudayaan ngandong ditandai dengan ditemukannya dan digunakannya alat-alat tulang seperti belati, ujung tombak, dan flakes.
Alat-alat dari kebudayaan ngandong tersebut berhasil ditemukan di daerah Ngandong, Sidoarjo, Sangiran, dan Cabbenge.
Zaman mesolitikum (10.000 - 5.000 tahun SM)
Zaman mesolitikum adalah zaman periode transisi kehidupan manusia purba yang terjadi diantara zaman paleolitikum dan zaman neolitikum.
Dilansir dari Wulandari (2021), zaman mesolitikum berlangsung sekitar 10.000 - 5.000 tahun Sebelum Masehi (SM).
Zaman ini disebut juga dengan zaman batu tengah atau zaman batu madya.
Alasan mengapa zaman mesolitikum disebut zaman batu tengah atau batu madya karena zaman ini terletak di tengah-tengah antara zaman paleolitikum dan zaman neolitikum.
Dihimpun dari beberapa penelitian, zaman mesolitikum sangat terkenal dengan penemuan kjokkenmoddinger dan abris sous roche nya.
Ciri - Ciri Zaman Mesolitikum
- Hidup secara semi nomaden, yaitu hidup dengan cara berpindah-pindah tempat tinggal dari satu gua ke gua lainnya sesuai ketersediaan makanan di alam.
Gua-gua yang ditempati oleh manusia purba zaman mesolitikum berada dekat dengan sumber air, seperti tepi pantai, danau, atau sungai.
- Manusia purba mencari makanan dengan cara food gathering yaitu mengumpulkan makanan dan berburu hewan buruan.
Namun, food gathering pada zaman mesolitikum sudah berkembang. Manusia purba sudah mengenal bercocok tanam secara sederhana.
Sebelum mereka meninggalkan tempat tinggalnya dan kembali lagi ke tempat tersebut untuk panen, manusia purba sudah menanam tanaman terlebih dahulu.
Hal ini membuat manusia purba memiliki banyak makanan setelah mereka kembali lagi ke tempat tersebut.
- Peralatan yang dibuat oleh manusia purba sudah lebih halus dibandingkan dengan zaman paleolitikum.
Beberapa peralatan peninggalan zaman mesolitikum, seperti kapak genggam sumatera, kapak pendek, batu pipisan, tombak, dan panah.
Peralatan yang dibuat oleh manusia purba tersebut dibuat dari tulang binatang atau bebatuan yang diupam (dibentuk sesuai kebutuhan).
Kebudayaan Zaman Mesolitikum
- Kebudayaan bone culture. Kebudayaan tersebut ditemukan di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur oleh Dr. Van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931 (Devita, 2022).
Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa kebudayaan bone culture menggunakan alat-alat dari tulang dan tanduk binatang, seperti ujung panah, pisau, jarum, dan gelang.
Alat-alat tersebut menunjukkan bahwa manusia zaman mesolitikum sudah memiliki kemampuan berburu dan berpakaian secara sederhana.
- Kebudayaan toala. Menurut Wulandari (2021), kebudayaan ini ditemukan di gua-gua di Lamoncong, Sulawesi Selatan, seperti Leang Karassa, Leang Pettakere, dan Leang Panninge.
Menurut penelitian, pada kebudayaan toala ditemukan berbagai alat-alat dari batu serpih bilah (flakes) yang berfungsi sebagai mata tombak, pisau, dan alat pemotong.
Peralatan tersebut menunjukkan bahwa manusia zaman mesolitikum sudah memiliki kemampuan mengolah bahan mentah menjadi alat yang lebih tajam dan efisien.
Selain itu, kebudayaan toala juga dikenal dengan seni lukisnya yang menggambarkan binatang dan manusia di dinding-dinding gua.
Zaman neolitikum (5.000 - 3.000 tahun SM)
Zaman neolitikum adalah periodisasi masa praaksara yang mengalami perkembangan pesat dibandingkan zaman-zaman sebelumnya atau disebut dengan revolusi kebudayaan yang diperkirakan berlangsung sekitar 5.000 - 3.000 tahun sebelum masehi (Aini, 2022).
Revolusi kebudayaan pada zaman neolitikum terlihat pada perubahan pola kehidupan manusia purba, seperti hidup semi nomaden menjadi nomaden dan food gathering menjadi food producing.
Dilansir dari Aisyah (2021), zaman neolitikum disebut juga dengan zaman batu muda.
Perlu Anda ketahui bahwa alasan mengapa zaman neolitikum disebut dengan zaman batu muda karena pada zaman ini telah menggunakan peralatan batu yang telah diasah, lebih rapi, dan terlihat bentuknya.
Ciri - Ciri Zaman Neolitikum
- Munculnya pertanian dan peternakan. Manusia purba mulai mengenal teknik bercocok tanam dan memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing, babi, dan unggas.
- Hidup mulai menetap atau sedenter. Manusia purba tidak lagi berpindah-pindah tempat tinggal atau nomaden, akan tetapi telah membuat permukiman yang menetap di suatu wilayah.
- Peralatan batu yang telah berkembang. Pada zaman ini, peralatan batu yang digunakan oleh manusia purba lebih halus, terlihat bentuknya dan bervariasi seperti kapak persegi, serpih, mata panah, dan gerabah.
- Mengenal perdagangan dan sistem barter. Manusia purba telah mengenal perdagangan dan sistem barter pada zaman ini, seperti barter dengan hasil pertanian, alat pertanian, maupun kulit binatang.
- Munculnya kepercayaan. Kepercayaan yang berkembang pada saat itu terbagi menjadi tiga yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme.
Selain itu, manusia purba neolitikum mulai mengenal ritual keagamaan seperti penguburan mayat dan pemujaan leluhur.
- Organisasi sosial masyarakat lebih berkembang. Pada zaman neolitikum, organisasi sosial masyarakat menjadi lebih kompleks dibandingkan sebelumnya, seperti dengan adanya lapisan masyarakat.
Peninggalan Zaman Neolitikum
- Kapak persegi, kapak lonjong, dan kapak bahu yang terbuat dari batuan nefrit.
Kapak-kapak tersebut memiliki fungsi untuk memahat kayu, mencangkul tanah, atau digunakan sebagai senjata.
Dikutip dari Widya (2023) & Widya (2022), kapak persegi banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan kapak lonjong banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur .
- Gerabah tanah liat yang berbentuk mangkuk, periuk, tempayan, atau guci.
Gerabah itu digunakan untuk menyimpan air, makanan, atau hasil panen. Gerabah tanah liat banyak ditemukan di lapisan teratas bukit-bukit kerang di Sumatra.
- Pakaian berbahan dasar serat kayu yang dibuat dengan cara memukul dan memintal serat-serat kayu menjadi benang.
Pakaian yang manusia purba gunakan untuk melindungi tubuh dari panas, dingin, atau serangan hewan buas.
Perlu Anda ketahui bahwa pakaian berbahan dasar serat kayu ditemukan bersama dengan alat pemukul kulit kayu .
- Perahu yang dibuat dari batang pohon yang dipotong dan diukir menjadi bentuk perahu.
Perahu ini digunakan oleh manusia purba untuk berlayar di sungai atau laut untuk mencari ikan atau berdagang.
- Anyaman berbahan dasar rotan, rumput, atau bambu yang dibuat dengan cara menganyam bahan-bahan tersebut menjadi bentuk tikar, keranjang atau topi.
Anyaman yang dibuat tersebut digunakan untuk alas tidur, tempat menyimpan barang, pelindung kepala, atau hiasan.
Zaman megalitikum (3.500 - 1.000 tahun SM)
Zaman megalitikum merupakan periodisasi zaman praaksara dimana manusia mulai membuat berbagai kebudayaan dari batu-batu besar.
Maka dari itu, zaman megalitikum disebut juga dengan zaman batu besar yang berasal dari dua kata yaitu “mega” artinya besar dan “litik” artinya batu.
Menurut Fandy, zaman megalitikum diperkirakan berkembang sekitar 3.500 - 1.000 tahun sebelum masehi (SM).
Berkembangnya zaman megalitikum sejalan dengan zaman neolitikum (Fauzia). Maka dari itu, saat zaman neolitikum belum berakhir sudah berkembang juga zaman megalitikum atau tepatnya 500 tahun SM sebelum zaman neolitikum berakhir.
Bahkan, menurut Widya & Nibras (2021), zaman megalitikum masih menyebar hingga 100 tahun SM atau bersamaan dengan menyebarnya zaman perunggu dan besi di Indonesia.
Ciri - Ciri Zaman Megalitikum
- Mengenal sistem pembagian kerja, seperti petani, peternak, pengrajin, pedagang, pemimpin, dan pendeta.
- Memiliki pemimpin atau kepala suku yang berperan untuk mengatur, memimpin, dan penengah di masyarakat.
Pemimpin atau kepala suku biasanya dipilih berdasarkan keturunan, kekayaan, atau kemampuannya (dikenal dengan sistem inter pares).
- Menerapkan sistem bercocok tanam dan beternak. Manusia purba pada masa ini telah mampu untuk menanam berbagai macam tanaman, seperti padi, jagung dan ubi.
Selain itu, mereka juga memelihara hewan-hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, dan ayam.
- Memiliki tempat tinggal tetap. Tempat tinggal pada zaman megalitikum biasanya berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu.
Rumah panggung tersebut berfungsi untuk melindungi dari binatang buas, banjir, hama, dan memudahkan pengawasan terhadap lahan pertanian dan ternak.
Selain itu, rumah panggung yang dibangun umumnya berukuran kecil dan sederhana, dengan satu atau dua ruangan saja.
- Adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang berfungsi sebagai pedoman perilaku, tata cara, dan nilai-nilai yang harus dihormati oleh anggota masyarakat.
Norma-norma itu dapat bersifat religius, adat, hukum, atau kesusilaan.
Selain itu, norma yang berkembang tersebut mencerminkan kepercayaan, budaya, dan identitas masyarakat zaman megalitikum.
Peninggalan Zaman Megalitikum
- Menhir yaitu batu tegak yang didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di berdiri atas tanah. Menhir biasanya melambangkan simbol kesuburan untuk bumi.
- Dolmen merupakan batu datar yang ditopang oleh dua atau lebih batu tegak. Dolmen berfungsi sebagai meja upacara keagamaan atau tempat pemujaan.
- Sarkofagus adalah peti kubur batu yang berbentuk persegi atau persegi panjang.
Sarkofagus digunakan oleh manusia purba untuk menguburkan jenazah bersama dengan barang-barang miliknya.
- Punden berundak yakni bangunan batu yang berbentuk tangga atau teras yang menaik ke atas.
Diketahui bahwasannya punden berundak biasanya digunakan oleh manusia purba sebagai tempat pemujaan atau pengorbanan.
- Arca yaitu patung batu yang menggambarkan manusia, binatang, atau dewa.
Arca pada zaman megalitikum berfungsi sebagai media persembahan atau penghormatan kepada roh nenek moyang atau kekuatan gaib.
- Waruga merupakan kubur batu yang berbentuk segitiga dan kotak.
Fungsi waruga pada zaman ini digunakan untuk menguburkan jenazah dalam posisi jongkok dan menghadap ke utara.
Zaman perunggu (500 tahun SM)
Zaman perunggu adalah periodisasi zaman praaksara yang ditandai oleh penggunaan perunggu, yaitu logam yang terbuat dari campuran tembaga dan timah sebagai bahan utama untuk pembuatan peralatan dan senjata.
Menurut Syamsul (2022), zaman perunggu diperkirakan berkembang sekitar 500 tahun sebelum masehi (SM).
Berkembangnya zaman perunggu menggantikan zaman batu menunjukkan kemajuan teknologi, sosial, budaya, dan politik.
Zaman perunggu di Indonesia sangat dipengaruhi oleh Kebudayaan Dongson dari Vietnam yang merupakan pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara (Lukman & Nibras, 2021).
Ciri Ciri Zaman Perunggu
- Manusia purba sudah menetap di rumah-rumah permanen. Hal itu membuat mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat tinggal.
- Mengenal sistem pembagian kerja. Sistem pembagian kerjanya pada zaman ini disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing orang.
- Melakukan kegiatan perdagangan atau sistem barter antardaerah. Selain itu, manusia purba melakukan kegiatan tersebut untuk mendapatkan bahan baku logam seperti timah dan tembaga.
- Masyarakat terbagi dalam kelas-kelas sosial yang didasarkan pada kedudukan dan kekayaan.
- Telah mengenal teknik pembuatan perunggu, yaitu teknik bivalve dan a cire perdue.
- Melakukan ritual pemakaman dengan peralatan berbahan perunggu, seperti nekara, candrasa, moko, dan arca perunggu sebagai persembahan.
- Dapat membuat berbagai kerajinan tangan dari tanah liat, batu, dan logam, seperti bejana perunggu, kapak corong, dan senjata.
Peninggalan Zaman Perunggu
- Nekara adalah alat musik yang berbentuk seperti dandang terbalik dan digunakan untuk upacara adat.
- Bejana merupakan wadah yang berbentuk bulat panjang dan digunakan untuk menyimpan benda-benda berharga.
- Arca yaitu patung yang berbentuk manusia atau hewan dan memiliki makna religius.
- Senjata perunggu yakni alat perang yang terbuat dari campuran tembaga dan timah, seperti ujung tombak, belati, dan mata pancing.
- Perhiasan seperti gelang, kalung, cincin yang terbuat dari perunggu.
Peninggalan zaman perunggu ini ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.
Zaman besi (500 tahun SM)
Zaman besi adalah periodisasi masa praaksara terakhir sebelum memasuki masa aksara dimana manusia telah mampu mengolah bijih besi menjadi alat-alat perkakas dan senjata.
Diperkirakan zaman besi berlangsung juga 500 tahun sebelum masehi. Hal itu dilansir dari Widya & Nibras (2021), masuknya zaman perunggu dan zaman besi ke Indonesia secara bersamaan. Namun, zaman perunggu tetap terlebih dahulu masuk ke Indonesia.
Ciri - Ciri Zaman Besi
- Adanya pemimpin dan kelompok sosial yang terbentuk dari pembagian tugas berdasarkan keahlian, seperti pengrajin logam, petani, dan pedagang.
- Kehidupan manusia sudah menetap di rumah-rumah permanen yang dibangun dari kayu, batu, atau tanah liat.
- Mengenal teknik pembuatan peralatan dari besi dengan menggunakan teknik cetak tuang atau dua setangkup.
Peralatan yang dibuat dari besi antara lain mata panah, mata pisau, mata sabit, pedang, dan perhiasan.
- Perkembangan pertanian dan produktivitas pangan dengan menggunakan alat-alat bertani dari besi.
- Mengenal sistem irigasi untuk mengairi daerah pertaniannya.
- Perdagangan antarpulau mulai berkembang dengan menggunakan perahu-perahu besar yang dilengkapi dengan layar dan kemudi.
Peninggalan Zaman Besi
- Mata kapak digunakan untuk menebang pohon, mengolah kayu, atau membajak tanah.
Mata kapak ini biasanya terbuat dari besi dengan bentuk persegi panjang atau segitiga dan memiliki lubang di tengah untuk dimasukkan ke gagang kayu.
- Mata sabit terbuat dari besi dengan bentuk melengkung dan tajam di salah satu sisinya. Alat ini memiliki fungsi untuk memotong rumput atau padi.
- Mata pisau memiliki bentuk pipih dan tajam di salah satu sisinya yang terbuat dari besi. Mata pisau sering digunakan untuk memotong daging atau sayur.
- Mata pedang yang digunakan untuk berperang atau bertahan diri yang terbuat dari besi dengan bentuk panjang dan tajam di kedua sisinya.
- Cangkul terbuat dari besi dengan bentuk datar dan tajam di salah satu sisinya dan memiliki gagang kayu.
Alat ini biasanya digunakan untuk menggali tanah, menanam bibit, atau membersihkan gulma.
- Perhiasan yaitu benda yang digunakan untuk mempercantik diri atau sebagai simbol status sosial.
Perhiasan biasanya terbuat dari besi dengan bentuk beragam, seperti gelang, kalung, anting, atau cincin.
Kesimpulan
Periodisasi masa praaksara di Indonesia dimulai dari zaman paleolitikum yang ditandai penggunaan alat batu kasar, dilanjutkan dengan zaman mesolitikum yang menggunakan peralatan lebih halus.
Kemudian, zaman neolitikum dengan munculnya sistem bercocok tanam, lalu berkembangnya zaman megalitikum dengan berbagai peninggalan berbentuk batu besar.
Perkembangan semakin maju dengan munculnya zaman perunggu yang menggunakan bahan perunggu untuk membuat berbagai peralatan dan zaman besi yang menandai akhir masa praaksara dengan ditemukannya teknik pembuatan besi.
Periodisasi-periodisasi tersebut sangatlah penting untuk memahami urutan peradaban manusia purba di Indonesia berdasarkan tingkat kemajuan alat dan gaya hidupnya.
Sekarang Anda telah mengetahui tentang periodisasi masa praaksara. Selanjutnya, yuk cari tahu juga tentang pembagian zaman praaksara.
Terimakasih telah membaca dan berkunjung