Apakah Anda pernah penasaran bagaimana kehidupan manusia di zaman mesolitikum?
Zaman mesolitikum adalah zaman transisi antara zaman paleolitikum dan zaman neolitikum yang berlangsung sekitar 10.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
Pada zaman ini, manusia purba mengalami perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, politik, dan kepercayaan.
Lantas, bagaimana perkembangan aspek-aspek kehidupan tersebut?
Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang aspek-aspek kehidupan zaman mesolitikum secara lengkap. Mulai dari aspek kehidupan ekonomi, kehidupan sosial, kehidupan politik dan kehidupan kepercayaan yang berkembang pada zaman ini.
Yuk, baca terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahuinya.
Apa itu Kehidupan Zaman Mesolitikum?
Kehidupan zaman mesolitikum adalah periode transisi antara kehidupan zaman paleolitikum dan zaman neolitikum yang ditandai dengan perubahan pola hidup manusia purba.
Ada beberapa perubahan pola hidup manusia purba pada zaman mesolitikum, yaitu:
- Manusia purba hidup secara semi nomaden, yaitu kehidupan yang berpindah-pindah dengan menetap di tempat-tempat tertentu, seperti gua, tepi pantai atau tempat yang dekat dengan sumber air. Namun, setelah sumber makanan habis di sekitar tempat tersebut, manusia purba berpindah tempat.
- Manusia purba sudah dapat mencari makanan di laut, seperti kerang.
- Manusia purba mulai menghasilkan makanan sendiri dengan cara bercocok tanam secara sederhana dibandingkan zaman neolitikum.
- Manusia purba sudah menggunakan peralatan yang cukup halus dibandingkan dengan zaman paleolitikum.
Untuk lebih lengkap tentang kehidupan zaman mesolitikum dapat Anda baca penjelasannya dibawah ini.
Kehidupan Ekonomi
Berburu dan mengumpulkan makanan
Berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering) adalah cara manusia purba untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut beberapa penelitian, manusia purba memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang tersedia, seperti hewan, tumbuhan, dan air.
Manusia purba berburu hewan liar, seperti rusa, banteng, kerbau, kambing, dan ikan dengan menggunakan alat-alat yang dibuat dari batu, tulang, dan kulit kerang.
Sementara mereka mengumpulkan tumbuhan, seperti buah-buahan dan umbi-umbian yang didapatkan dari sekitar tempat tinggalnya.
Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan dilakukan karena manusia purba belum mengetahui cara bercocok tanam atau beternak. Oleh karena itu, kehidupan ekonominya sangat tergantung pada kondisi alam dan belum mengenal adanya perdagangan.
Memanfaatkan api
Memanfaatkan api merupakan cara kehidupan ekonomi manusia purba pada zaman mesolitikum. Dengan adanya api, maka manusia purba dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara ekonomi.
Api Digunakan untuk Memasak Makanan
Mereka dapat mengolah makanan yang lebih sehat dan bergizi, sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan angka kelahiran.
Disamping itu, api dapat menghemat waktu dan tenaga manusia purba yang sebelumnya digunakan untuk mencari makanan mentah. Mereka dapat menggunakan waktu dan tenaga tersebut untuk melakukan aktivitas lain yang lebih produktif, seperti memulai bercocok tanam dan membuat alat-alat.
Membuka Lahan untuk Memulai Pertanian
Menurut beberapa penelitian, pada zaman ini, api dapat membantu manusia purba membuka lahan untuk bercocok tanam dengan cara membakar hutan atau semak belukar.
Dengan cara tersebut, maka mereka dapat membersihkan lahan dari tumbuhan liar dan hama yang mengganggu tanaman. Disamping itu, mereka dapat memperoleh pupuk alami dari abu hasil pembakaran yang kaya akan unsur hara.
Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka.
Kehidupan Sosial
Semi nomaden
Semi nomaden adalah pola kehidupan sosial yang dilakukan oleh manusia purba pada zaman mesolitikum.
Semi nomaden merupakan kehidupan yang tidak lagi berpindah-pindah secara terus-menerus, tetapi juga belum menetap sepenuhnya di satu tempat. Biasanya, manusia purba hidup di gua-gua dekat pantai, sungai, atau sumber air lainnya, yang disebut abris sous roche.
Pengaruh Kehidupan Semi Nomaden
Kehidupan semi nomaden dipengaruhi oleh kemampuan manusia purba untuk bercocok tanam secara sederhana, seperti menanam kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian, dan biji-bijian.
Disisi lain, mereka juga masih berburu dan meramu makanan dari alam. Ketika lahan yang mereka tanami sudah tidak subur lagi, maka mereka akan pindah ke tempat lain yang lebih subur dan dekat dengan sumber makanan.
Perlu Anda ketahui bahwa kehidupan semi nomaden ini merupakan transisi dari pola hidup nomaden ke pola hidup menetap yang lebih maju pada zaman neolitikum.
Membentuk Kelompok Kecil Berdasarkan Kekerabatan
Dalam kehidupan sosialnya, manusia purba hidup secara semi nomaden dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan pada hubungan darah atau kekerabatan.
Mereka saling bekerja sama dan membantu dalam mencari makan dan melindungi diri dari bahaya, seperti serangan hewan buas.
Pembagian kerja berdasarkan gender
Pembagian kerja berdasarkan gender pada kehidupan sosial zaman mesolitikum adalah suatu fenomena yang berhubungan dengan perubahan lingkungan dan teknologi yang terjadi pada masa tersebut.
Pada zaman mesolitikum, manusia purba mulai beralih dari gaya hidup berburu dan mengumpulkan makanan menjadi mencoba untuk bercocok tanam dan beternak. Hal ini mempengaruhi pola interaksi dan sosial dalam kelompok-kelompok manusia purba saat itu.
Salah satu dampaknya adalah munculnya pembagian kerja berdasarkan gender, yaitu perbedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dalam aktivitas ekonomi dan sosial.
Tugas Laki Laki dan Perempuan Pada Zaman Mesolitikum
Secara umum, laki-laki bertanggung jawab untuk berburu, berperang, membuat alat-alat, dan menjaga keamanan kelompok.
Sedangkan perempuan bertanggung jawab untuk mengurus tanaman, hewan ternak, anak-anak, dan rumah tangga.
Alasan Pembagian Kerja Berdasarkan Gender
Anda perlu tahu bahwa pembagian kerja ini didasarkan pada asumsi bahwa laki-laki memiliki kekuatan fisik dan keterampilan yang lebih baik daripada perempuan dalam hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan.
Sementara perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga.
Kehidupan Politik
Tidak ada struktur pemerintahan
Tidak ada struktur pemerintahan pada kehidupan politik zaman mesolitikum karena masyarakatnya masih hidup secara sederhana dan beraneka macam (homogen).
Diketahui bahwasannya, manusia purba zaman ini belum mengenal adanya perbedaan kelas sosial, jabatan, atau kekuasaan. Mereka hidup berkelompok dalam suku-suku yang berpindah-pindah tempat tinggal sesuai dengan sumber makanan dan air.
Anda perlu tahu bahwa manusia purba masih mengandalkan kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan, meskipun mulai beralih ke bercocok tanam pada zaman mesolitikum akhir.
Kegiatan bercocok tanam yang mereka lakukan masih sangat sederhana dan tidak memerlukan pengaturan atau pengawasan yang rumit.
Selain itu, manusia purba belum memiliki sistem hukum atau aturan yang mengikat, melainkan hanya mengandalkan adat istiadat dan kepercayaan yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, kehidupan politik zaman mesolitikum belum menunjukkan adanya struktur pemerintahan walaupun sederhana.
Pemimpin kelompok berdasarkan pengetahuan dan keterampilan
Pada zaman mesolitikum, kelompok-kelompok manusia sudah memiliki pemimpin, meskipun belum ada jabatan resmi.
Pemimpin dipilih berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki dalam bidang berburu, mengumpulkan makanan, dan meramu.
Selain itu, pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan kelompok lain.
Kriteria pemilihan pemimpin meliputi pengalaman, kecerdasan, dan kewibawaan. Sebagai pemimpin, ia bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan anggota kelompoknya dan menyelesaikan masalah yang timbul.
Kehidupan Kepercayaan
Penguburan dengan melakukan ritual
Penguburan dengan melakukan ritual merupakan bentuk kehidupan kepercayaan yang berkembang pada zaman mesolitikum.
Manusia purba di zaman ini sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu percaya bahwa alam dan benda-benda di sekitarnya memiliki roh atau kekuatan gaib. Disamping itu, mereka percaya bahwa roh-roh leluhur dapat memberikan perlindungan atau bencana untuk mereka.
Oleh karena itu, Anda harus tahu bahwa manusia purba menghormati dan mengubur mayat-mayat manusia yang telah meninggal dengan cara tertentu. Mereka mengubur mayat di dalam goa atau lubang tanah, dan terkadang memberikan persembahan berupa alat-alat batu atau makanan.
Pemberian persembahan tersebut bertujuan untuk menenangkan roh mayat agar tidak mengganggu orang yang masih hidup. Setelah tulang-tulang mayat mengering, maka manusia zaman ini akan mengambilnya dan menyimpannya sebagai kenang-kenangan atau benda suci.
Penguburan dengan ritual ini menunjukkan bahwa manusia zaman mesolitikum sudah memiliki kesadaran akan kematian dan kehidupan setelah mati.
Kesimpulan
Pada zaman mesolitikum, manusia purba mengalami perubahan-perubahan penting dalam berbagai aspek kehidupannya. Aspek-aspek tersebut meliputi ekonomi, sosial, politik, dan kepercayaan.
Berikut adalah penjelasan terkait berbagai aspek kehidupan zaman mesolitikum, yaitu:
- Kehidupan ekonomi: manusia purba masih mengandalkan berburu dan mengumpulkan makanan untuk memenuhi kebutuhan serta memanfaatkan api untuk mengolah makanan.
- Kehidupan sosial: manusia zaman ini hidup secara semi nomaden yang tergantung dengan ketersediaan sumber daya alam dan membagi pekerjaan berdasarkan gender.
- Kehidupan politik: manusia purba belum memiliki struktur pemerintahan yang tertata dan dipimpin oleh pemimpin kelompok walaupun jabatanya tidak resmi yang didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan tertentunya.
- Kehidupan kepercayaan: manusia purba mulai telah mampu melakukan penguburan dengan ritual untuk menguburkan mayat.
Kehidupan zaman mesolitikum menjadi periode transisi yang menunjukkan perubahan signifikan dalam pola hidup, teknologi, dan kepercayaan manusia purba menuju Zaman Neolitikum yang lebih maju.
Sekarang Anda telah mengetahui tentang kehidupan zaman mesolitikum. Selanjutnya, yuk cari tahu juga mengenai zaman praaksara.
Terimakasih telah membaca dan berkunjung