Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah kerajaan hindu yang berdiri di Nusantara dan mencapai masa kejayaan pada abad ke-4 Masehi.
Kerajaan ini memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah dan asal-usul terbentuknya masyarakat Sunda di Pulau Jawa. Tidak hanya itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mencapai kejayaan saat itu.
Untuk Anda yang ingin mengetahui tentang awal berdirinya kerajaan tarumanegara dan masa kejayaan saat itu, maka Anda harus membaca artikel ini sampai selesai untuk mengetahuinya.
Yuk, baca artikel ini hingga tuntas.
Awal Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Berdirinya Kerajaan Tarumanegara dilatarbelakangi oleh situasi politik yang tidak menentu di wilayah India pada abad ke-4 Masehi.
Pada masa itu, terjadi penyerbuan dan penaklukan oleh Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magadha terhadap kerajaan Salankaya yang diperintah oleh Jayasingawarman. Dalam situasi tersebut, Pendiri Kerajaan Tarumanegara yang bernama Jayasingawarman terpaksa melarikan diri meninggalkan kerajaannya.
Jayasingawarman lalu diterima dan dilindungi oleh Raja Dewawarman VIII yang saat itu memerintah Kerajaan Salakanagara. Setelah merasa situasi aman, Jayasingawarman memutuskan mendirikan kerajaan baru yang diberi nama Tarumanegara pada tahun 358 Masehi. Hal itu berdasarkan bukti prasasti tertua yaitu Prasasti Kebon Kopi (433 M) dan Prasasti Ciaruteun.
Letak berdirinya Kerajaan Tarumanegara berada di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat. Ibukota awal kerajaan ini dikenal dengan nama Sundapura. Kerajaan ini menguasai wilayah yang cukup luas meliputi bagian barat Pulau Jawa, termasuk wilayah Banten dan Sunda Kelapa (Jakarta) sekarang.
Nama Tarumanegara berasal dari nama tanaman tarum yang tumbuh subur di tepian Sungai Citarum dan sekitarnya. Tanaman berdaun lebar ini memberikan nilai estetika tersendiri untuk pendiri kerajaan dan rakyatnya.
Oleh karena itu, Jayasingawarman memberi nama kerajaan barunya dengan nama tanaman kesukaannya tersebut, yaitu Tarumanegara, yang bermakna "negara tanaman tarum".
Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mencapai zaman keemasan atau puncak kejayaannya pada abad ke-4 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang memerintah sekitar tahun 395-434 Masehi.
Pada masa pemerintahannya, Purnawarman melakukan perluasan wilayah dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga di Jawa Barat. Ia berhasil memperluas wilayah Tarumanegara hingga mencakup tanah Pasundan bagian barat, termasuk wilayah Banten dan Sunda Kelapa (Jakarta) sekarang.
Selain perluasan wilayah, Purnawarman juga melakukan pembangunan monumental dengan mendirikan ibu kota baru bernama Sundapura, yang berlokasi di tepian Sungai Ciliwung.
Pembangunan Sundapura menjadikan Tarumanegara sebagai kerajaan besar dan makmur. Kota ini menjadi pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi kerajaan. Pelabuhan Sundapura ramai didatangi pedagang-pedagang dari berbagai penjuru.
Selain itu, nama "Sunda" dari kota ini pada akhirnya menjadi cikal bakal penamaan pulau Jawa bagian barat sebagai Tanah Sunda hingga kini.
Di bidang maritim, Purnawarman mengembangkan armada laut dan menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan-kerajaan di Kepulauan Nusantara.
Ia membangun jalur perdagangan maritim dengan kerajaan seperti Kutai di Kalimantan, Sriwijaya di Sumatera, dan Bali. Hubungan baik ini meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran rakyat Tarumanegara.
Penyebab Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Pembangunan aliran Sungai Gomati dan Candrabaga
Salah satu faktor penting yang menyebabkan Kerajaan Tarumanegara makmur dan maju pada masa Raja Purnawarman adalah pembangunan jaringan irigasi berupa saluran Sungai Gomati dan Candrabhaga. Pembangunan kedua sungai buatan itu disebutkan dalam prasasti Tugu yang bertuliskan sekitar abad ke-4 Masehi.
Tujuan utama pembuatan Sungai Gomati dan Candrabaga adalah untuk mengairi lahan pertanian di Kerajaan Tarumanegara. Dengan adanya saluran irigasi ini, pertanian di kerajaan menjadi sangat subur sehingga hasil panen sangat banyak yang dapat diekspor ke berbagai kerajaan lainnya.
Selain itu, saluran air ini bermanfaat mencegah dan mengendalikan banjir di musim penghujan.
Prasasti Tugu mencatat bahwa pembangunan Sungai Gomati yang memiliki panjang 12 kilometer beserta Sungai Candrabhaga melibatkan partisipasi gotong royong seluruh rakyat Tarumanegara.
Raja Purnawarman sendiri ikut memimpin proyek raksasa ini. Partisipasi total rakyat tersebut menunjukkan solidaritas dan kecintaan mereka pada tanah airnya.
Pembangunan ibu kota kerajaan
Faktor utama selanjutnya yang menjadikan Kerajaan Tarumanegara maju dan makmur pada masa pemerintahan Raja Purnawarman adalah pembangunan ibu kota baru bernama Sundapura. Pembangunan ibu kota ini dilakukan sekitar tahun 397 Masehi di wilayah pesisir pantai utara Jawa Barat.
Lokasi Sundapura sangat strategis karena berada di tepian Sungai Ciliwung serta dekat dengan laut. Posisinya yang di tepi pantai menguntungkan sebagai pelabuhan perdagangan jalur laut. Di samping itu, keberadaan di hulu Sungai Ciliwung memudahkan transportasi dan distribusi hasil bumi lewat jalur sungai.
Dengan demikian, keberadaan Sundapura sebagai ibu kota baru meningkatkan mobilitas ekonomi dan perdagangan Kerajaan Tarumanegara. Pelabuhan Sundapura menjadi sibuk didatangi pedagang dari berbagai daerah. Pembangunan kota pelabuhan ini turut mengantarkan Tarumanegara menjadi kerajaan besar dan makmur pada masanya.
Selain itu, nama "Sunda" yang melekat pada ibu kota ini lambat laun menjadi cikal bakal penyebutan Pulau Jawa bagian barat dengan sebutan "Tanah Sunda" hingga kini. Penduduknya pun menjadi leluhur orang Sunda.
Hubungan diplomatik
Selain faktor internal seperti pembangunan infrastruktur, kebijakan luar negeri juga turut menentukan kemajuan Kerajaan Tarumanegara di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman. Sebagai raja, Purnawarman menjalin hubungan bilateral dengan berbagai kerajaan di Nusantara dan Asia Timur.
Diplomasi aktif Purnawarman ditujukan untuk membangun jaringan perdagangan internasional guna mendukung perekonomian Tarumanegara. Ia membina hubungan baik dengan kerajaan tetangga, seperti Kutai, Sriwijaya, Kalingga, dan Bali. Bahkan, Tarumanegara menjadi salah satu mitra dagang Kerajaan Cina selama Dinasti Liu Song (420-479 Masehi).
Kuatnya hubungan diplomatik ini membuat Tarumanegara menjadi salah satu bandar perdagangan sibuk di Asia Tenggara kala itu.
Pedagang asing ramai berdatangan ke pelabuhan kerajaan untuk memperoleh rempah-rempah, emas, permata, kain eksotis, dan hasil bumi melimpah dari Tanah Sunda. Sebaliknya, Tarumanegara mengimpor sutra, porselen, dan temuan teknologi dari luar.
Dengan demikian, politik luar negeri aktif Purnawarman yang melebarkan sayap diplomasi dan perdagangan internasional turut berperan penting. Hal itu karena dapat memajukan perekonomian dan kemakmuran Kerajaan Tarumanegara pada masa keemasannya.
Bukti Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan bersejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-4 Masehi.
Prasasti batu tersebut ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun, Bogor, Jawa Barat dan diperkirakan berasal dari zaman kepemimpinan Raja Purnawarman.
Tulisan yang terdapat pada Prasasti Ciaruteun menggunakan Aksara Pallawa dan Bahasa Sanskerta. Isinya antara lain menyebutkan nama Purnawarman sebagai raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang berhasil membangun ibu kota bernama Sundapura.
Selain itu, terdapat relief telapak kaki besar pada prasasti yang melambangkan kekuasaan Raja Purnawarman yang tinggi bak dewa. Ada pula gambar laba-laba raksasa yang dimaknai sebagai identitas wilayah kerajaan.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara pada masa Purnawarman juga disebutkan meliputi kawasan Sungai Cisadane di utara dan Sungai Ciaruteun di selatan berdasarkan lokasi temuan prasasti ini.
Dengan demikian, Prasasti Ciaruteun menjadi bukti nyata kejayaan Kerajaan Tarumanegara di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman.
Prasasti Tugu
Prasasti Tugu merupakan peninggalan batu bertulisan dari abad ke-4 Masehi yang menjadi bukti kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Purnawarman untuk memperingati pembangunan saluran irigasi Sungai Gomati dan Candrabaga pada tahun ke-22 masa kekuasaannya.
Tulisan yang terdapat pada Prasasti Tugu menyebutkan bahwa pendahulu Purnawarman yang bergelar Rajadirajaguru telah memulai penggalian Sungai Candrabhaga. Kemudian pada tahun ke-22, Purnawarman melanjutkan proyek besar dengan menggali Sungai Gomati sepanjang 12 kilometer untuk mengairi lahan pertanian dan mencegah banjir di Kerajaan Tarumanegara.
Selain itu, Prasasti Tugu mencatat bahwa Purnawarman menguasai 48 kerajaan bawahan yang memberi upeti padanya. Ia juga disebutkan telah memberikan 1.000 ekor sapi sebagai sarana upacara keagamaan, yang menandakan kekayaan dan kemakmuran kerajaan.
Dengan demikian, isi Prasasti Tugu secara jelas mencerminkan kejayaan pemerintahan Raja Purnawarman melalui pembangunan infrastruktur irigasi dan penguasaan daerah bawahan yang luas.
Kesimpulan
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan hindu yang berdiri di Jawa Barat pada abad ke-4 Masehi. Pendirinya adalah Jayasingawarman setelah melarikan diri dari kerajaannya di India akibat serangan Samudragupta dari Kerajaan Magadha.
Kerajaan ini kemudian berkembang pesat pada abad ke-4 Masehi juga di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman. Ia berhasil memperluas wilayah Tarumanegara hingga meliputi Banten dan Jakarta saat ini. Purnawarman juga membangun ibu kota baru bernama Sundapura yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus pelabuhan perdagangan tersibuk pada masanya.
Faktor utama di balik kemajuan Kerajaan Tarumanegara adalah pembangunan pengairan Sungai Gomati dan Candrabaga oleh Purnawarman. Proyek raksasa tersebut meningkatkan hasil pertanian dan perdagangan kerajaan.
Selain itu, hubungan diplomatik dan maritim yang terjalin luas dengan kerajaan tetangga juga menjadi penyebab Tarumanegara menjadi bandar dagang yang kaya di Nusantara.
Bukti peninggalan masa kejayaan Tarumanegara banyak tertuang dalam prasasti pada masa pemerintahan Purnawarman, seperti Prasasti Ciaruteun dan Tugu. Kedua prasasti tersebut memuat beragam informasi tentang prestasi gemilang raja ketiga Tarumanegara ini dalam mewujudkan kemakmuran kerajaannya.